Jumat 24 Jun 2016 04:30 WIB

Ali yang Cerdas (Catatan Mengenang Muhammad Ali)

Red: M Akbar
Soenarwoto Prono Leksono
Foto: istimewa
Soenarwoto Prono Leksono

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H. Soenarwoto Prono Leksono (Penulis tinggal di Madiun, Jawa Timur)

Menjelang Ramadan 1437 H, pecinta olahraga tinju dan umat muslim di seluruh dunia, berkabung. Muhammad Ali, petinju legendaris yang pernah beberapa kali sebagai juara dunia kelas berat itu, berpulang keharibaan-Nya. Meninggal dunia. Innalillahi wainaillaihi rajiun.

Ali, panggilan Muhammad Ali, boleh saja telah tiada. Namun, banyak hal yang masih bisa dipetik dari kehidupan Ali. Bagi saya, setidaknya, dalam bulan puasa ini sosok Ali bisa menjadi bahan bertafakur. Renungan. Ali seorang petinju yang cerdas; intelektualitasnya dan spiritualitasnya. Untuk dimensi ini, menurut saya, belum ada petinju yang menandinginya.

Di atas ring, Ali tidak hanya menyuguhkan pukulan-pukulan dahsyatnya yang kerap membuat lawannya terjengkang dan KO, tapi juga memperagakan seni tinju berkualitas tinggi. Ia mampu menyenangkan penontonnya. Ali suka berlari dan menari, memeragakan gaya hit and run, yang tidak mengandalkan otot dan okol belaka.

Ali seperti kumbang jika bertanding. Cepat maju menyengat, mundur pelan menghindar, berjingkat tumitnya mengambang seperti kumbang sedang terbang menghisap sari bunga. Pokoknya, asyik sekali gaya bertinju Ali. Saya menyukainya.

Ali sangat riligius. Ini yang membuat saya lebih kagum lagi. Proses dalam memeluk Islam cukup menggetarkan. Muhammad Ali yang punya nama lahir Cassius Marchellus Clay itu, ayahnya adalah seorang pelukis mural pada sebuah gereja dikampungnya, Kentucky, Amerika Serikat.

Untuk berpindah agama, tentu, bukan perkara gampang. Perlu proses panjang dan dalam. Tidak seperti kita memeluk Islam dari hasil "warisan" orang tua. Enak. Tapi, Ali ada perseteruan dulu dengan orang tuanya. Itu belum lagi menghadapi masyarakat di sekelilingnya yang mayoritas non-muslim.

Meski begitu, Ali tetap memeluk Islam, yang diyakini sebagai "agama pembebasan" bagi dirinya. Islam adalah petunjuk keselamatan dunia akhirat. Dan, Ali bukan sekadar "Islam KTP" dalam memeluk Islam. Ia benar-benar memeluknya dengan taat; menjalankan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Subhanallah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement