Rabu 22 Jun 2016 22:56 WIB

Sulut Siaga Darurat Banjir, Longsor, dan Gunung Api

BPBD
Foto: blogspot.com
BPBD

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menetapkan siaga darurat bencana banjir, longsor dan gunung api.

"Siaga darurat bencana ini berlaku hingga tiga bulan ke depan sejak bulan Juni," kata Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara Christian Laotongan, Rabu (22/6).

Dia menambahkan, saat ini peluang banjir dan longsor masih bisa terjadi karena diperkirakan hingga dua hari ke depan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih mengguyur wilayah Sulut. Intensitas hujan tinggi, kata dia, telah menyebabkan banjir dan longsor di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan merenggut empat korban, satu di antaranya meninggal dan tiga sisanya masih tertimbun.

Selain itu, banjir dan longsor juga menyebabkan ratusan kepala keluarga harus diungsikan dan menetap sementara di rumah kerabat, rumah ibadah serta bangunan milik pemerintah.

"Kerugian materil akibat bencana ini masih diinventarisasi. Kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat," katanya.

Sementara itu, satu-satunya gunung api yang harus diwaspadai warga sekitar lereng yang masuk radius rawan bencana adalah Gunung Lokon di Kota Tomohon.

Sebelumnya, kata dia, status siaga pada level III disematkan untuk Gunung Awu (Kabupaten Kepulauan Sangihe), Gunung Soputan (Kabupaten Minahasa Tenggara/Minahasa Selatan), Gunung Karangetang (Kabupaten Kepulauan Sitaro) dan Gunung Lokon.

Dari ancaman banjir, longsor dan erupsi gunung api ini, kata dia, warga diharapkan tidak menetap di daerah rawan bencana seperti bantaran sungai, tebing, daerah curam hingga, serta mematuhi radius bahaya gunung api yang direkomendasikan pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

"Paling penting adalah waspada dan mencari tempat yang lebih aman untuk menetap sementara waktu," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement