Rabu 22 Jun 2016 12:00 WIB

Jakarta Dinilai Butuh Pemimpin Bervisi Lingkungan Hidup

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Jakarta
Foto: AP/Dita Alangkara
Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini Kota Jakarta yang juga ibu kota Indonesia memasuki usia ke 489 tahun.

Salah satu tantangan terberat yang dihadapi kota seluas sekitar 661,52 kilometer persegi dan dihuni 10 juta jiwa lebih ini adalah derap pembangunan yang tidak terkendali sehingga berpotensi merusak lingkungan hidup.

"Oleh karena itu, siapa saja yang memimpin Jakarta harus punya visi lingkungan hidup dan terobosan menyelamatkan Jakarta dari ancaman bencana ekologis," kata Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris di Kompleks Parlemen, Jakarta Rabu (22/6).

Pemimpin Jakarta haruslah mempunyai integritas, jiwa melayani, jujur, dan antikorupsi. Karakter tersebut sudah pasti dan tidak bisa ditawar.

Namun, untuk konteks Jakarta ke depan, siapa saja pemimpinnya harus punya terobosan. Salah satunya mengedepankan kajian dan dampak lingkungan hidup dalam semua kebijakan, rencana, dan program pembangunan. "Karena kalau menomorkanduakan soal lingkungan, daya dukung lingkungan pasti menurun, dan ini mengancam kehidupan warga Jakarta,” ujar senator asal Jakarta ini.

Fahira mengatakan kondisi Jakarta  40 persen dari luasannya adalah dataran rendah. Ketinggiannya yang berada di bawah muka air laut pasang ditambah dilintasi 13 aliran sungai menjadikan Jakarta sangat rentan terkena bencana ekologis. Pembangunan yang tidak terkendali dan mengabaikan lingkungan akan terus memperburuk kondisi Jakarta.

Menurut dia, ke depannya pembangunan Jakarta bukan hanya soal izin. Pembangunan yang mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air, menyusutnya areal terbuka hijau, kerusakan saluran air dan perairan pantai, terjadi eksploitasi air bawah tanah yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah, apalagi berdiri di atas daerah resapan harus dihentikan.

"Kenapa daya dukung lingkungan di Jakarta terus menurun? Karena soal dampak lingkungan kita nomorduakan,” ujar Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Miras (GENAm) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement