REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Yunus S Swarinoto, mengatakan La Nina 2016 akan dimulai pada Juli mendatang. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana banjir dan tanah longsor pada masa kemarau basah.
"La Nina yang dimulai pada Juli akan berpengaruh kepada kondisi kemarau yang basah. Artinya, saat kemarau tetap akan terjadi hujan. Tingginya suhu muka laut yang lebih panas dari nilai normal akan menghasilkan banyak uap air, karenanya, akan timbul awan hujan pada kemarau," ujar Yunus kepada Republika.co.id, Senin (20/6).
BMKG memperkirakan puncak pengaruh La Nina akan terjadi pada September. La Nina diprediksi bertahan hingga Januari 2017. Bahkan, lanjut Yunus, ada kemungkinan La Nina tetap berlanjut hingga akhir musim hujan 2017.
Merujuk kondisi tersebut, Yunus mengingatkan agar masyarakat mewaspadai risiko bencana banjir dan tanah longsor yang berpeluang besar terjadi. Waspada bencana disarankan dimulai sejak Juni hingga akhir musim hujan 2017 mendatang.
"Masyarakat diminta berhati-hati terhadap wilayah yang rawan longsor dan banjir. Selalu perhatikan perkembangan informasi cuaca. Para petani disarankan mulai mensiasati problem produksi garam, tembakau, bawang dan komoditas peka air lainnya," ujarnya.