REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyatakan aliran Bengawan Solo di daerah itu masih terkendali. Tidak ada luapan banjir serta kerusakan disebabkan bertambahnya debit air secara mendadak akibat pengaruh hujan di daerah hulu Jawa Tengah.
"Kondisi Bengawan Solo di Bojonegoro tidak menimbulkan banjir juga kerusakan seperti tanah longsor, bahkan ketinggian airnya sekarang ini belum mencapai siaga I," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno di Bojonegoro, Senin.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro mencapai 12,50 meter, Senin pukul 06.00 WIB.
Ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota dalam waktu bersamaan masih di bawah siaga banjir, yakni 26,30 meter.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, yang sempat masuk siaga merah dan menimbulkan banjir berangsur-angsur surut, sejak sehari lalu," tutur dia.
Baca juga, BNPB: Banjir dan Longsor Jawa Tengah Tewaskan 24 Orang.
Ia memastikan, Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur terkendali karena di daerahnya tidak terjadi hujan dengan intensitas tinggi bersamaan dengan naiknya air Bengawan Solo yang disebabkan memperoleh pasokan air dari hulu, Jawa Tengah.
Begitu pula, lanjut dia, Kali Kening di Tuban yang menimbulkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Kenduruan, akibat hujan deras tidak mempengaruhi kondisi Bengawan Solo di daerahnya.