Ahad 19 Jun 2016 18:36 WIB

Petani Tangerang Potong Rantai Distribusi

Petani melintas di lahan pertanian tumpang sari yang ditanami bibit cabai dan sayuran selada di Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (22/4).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petani melintas di lahan pertanian tumpang sari yang ditanami bibit cabai dan sayuran selada di Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Petani sayuran Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, memotong rantai distribusi dengan jalan menjalin kerja sama langsung pasar modern. Melalui kerja sama yang sudah dibuat empat bulan terakhir ini, petani memasok sayuran segar ke sejumlah gerai pasar modern di wilayah Tangerang dan sekitarnya.

Ketua Kelompok Tani Podomoro Teluk Naga Suratman mengatakan kerja sama ini memberikan banyak keuntungan bagi petani. "Karena selain lebih memiliki kepastian, produk pertanian kami juga dihargai lebih tinggi dibanding dijual melalui tengkulak," kata dia Ahad.

Jalinan kerja sama, kata Suratman, dijembatani PT East West Seed Indonesia (Ewindo).  Produsen benih sayuran ini  selama ini menjadi pendamping dan mitra petani di kawasan Teluk Naga. Hasil bumi yang dipasok petani ke pasar modern berupa tanaman sayuran daun seperti chaisim, bayam, kangkung, kemangi, pakchoy yang benihnya diproduksi Ewindo. 

Suratman mengakui sayuran yang dijual petani ke pasar modern dihargai lebih tinggi dibanding jika dijual melalui tengkulak. Selain itu, berapa pun banyaknya produk yang dihasilkan petani akan dibeli. Berbeda jika berhubungan dengan tengkulak di mana pada saat panen raya sayuran, petani tidak jarang kesulitan untuk menjual produknya dengan harga layak.

Selisih harganya, kata Suratman, cukup lumayan. Nilainya antara Rp 500 sampai Rp 700 per ikat. "Ini yang membuat kami semangat untuk menjalin kerja sama," kata ujar petani yang sudah menjalani profesinya sejak 2004.

Suratman mengaku bersama-sama dengan enam petani sayur di kawasan wilayah Teluk Naga memasok 1.500 sampai 2.000 ikat sayuran setiap hari (sekitar 250 gram per ikatnya). Untuk kelangsungan pasokannya, ia optimistis tidak akan terkendala dikarenakan kelompok taninya memiliki lahan seluas 26 hektare yang mendapatkan pengairan irigasi dari Sungai Cisadane.

Mereka secara rutin juga mendapatkan bimbingan dari Ewindo mengenai bercocok tanam yang modern, efektif, dan aman. "Kami juga mendapatkan pasokan benih sehingga memungkinkan panen dilakukan setiap saat," ujar Suratman.

Petani di kawasan tersebut saat ini sedang belajar bercocok tanam labu madu, kacang panjang, serta kembang kol. Labu madu dan kembang kol termasuk komoditas dengan nilai ekonomis tinggi. Kalau berhasil maka varian yang dipasok petani ke pasar modern akan lebih banyak.

Managing Director Ewindo Glenn Pardede mengatakan pihaknya menggandeng pasar modern Super Indo agar petani tidak lagi bergantung kepada tengkulak. "Kami juga mendampingi petani agar produk yang dihasilkan sesuai standar di supermarket," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement