Kamis 16 Jun 2016 20:03 WIB

Rumah Sakit Ini Bantu Proses Kelahiran Bagi Keluarga Dhuafa

Rumah Bersalin Cuma Cuma.
Foto:

Tahun demi tahun berganti. Dalam perkembangannya, RBC tak lagi mendiami rumah kontrakan. Seorang donatur menawarkan sebidang tanah wakaf seluas 1.400 m2 untuk dikelola sebagai lahan permanen oleh RBC. Hingga pada tahun 2007, bangunan RBC di Jl. Holis No. 448A, senilai Rp 1,7 miliar yang dibangun dari dana wakaf masyarakat, siap digunakan.

Pada mulanya, bukan hal mudah meyakinkan khalayak. Tentu, di awal kemunculannya, warga dhuafa mengira RBC adalah program yang sama seperti sebelumnya: berhenti membantu setelah mendapat yang diinginkan dari para dhuafa. Bahkan, mereka dinilai tak akan profesional, berpotensi membeda-bedakan layanan, lantaran yang dilayani adalah warga tak mampu.

“Pada dasarnya karena ketidaktahuan masyarakat saja. Pada akhirnya, mereka sadar bahwa RBC murni ingin membantu. Bahkan tak sedikit diantaranya yang lantas mengakui bahwa RBC melayani dengan prima,” katanya.

Adalah tantangan sendiri menghadapi ibu hamil dengan segala keterbatasannya. Di tengah himpitan ekonomi, pengetahuan yang cukup ihwal gizi atau parenting tentu adalah sesuatu yang  teramat mahal, bahkan boleh jadi tak terpikirkan. Menanggapi ini, Ima menilai RBC tak bisa hanya bergerak di program kuratif saja. Program-program preventif pun harus digalakkan.

Para member ini, kemudian diedukasi dengan ilmu-ilmu seputar gizi. RBC kerap merekomendasikan makanan-makanan kaya vitamin yang bisa mereka konsumsi. Tak harus mahal tentu, cukup dari bahan yang terjangkau. Mereka juga dibekali dengan vitamin-vitamin untuk ketahanan tubuh selama masa kehamilan.

“Kami ingin terus meningkatkan layanan. Layanan yang harus prima, namun tetap cuma-cuma bagi para dhuafa. Karena RBC berkomitmen sejak awal akan melayani kalangan lemah sampai selesai,” kata Ima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement