Kamis 16 Jun 2016 11:48 WIB

Dulu Plemben, Kini Spageti (Catatan untuk Kehebohan Razia Satpol PP di Serang)

Red: M Akbar
Soenarwoto Prono Leksono
Foto: istimewa
Soenarwoto Prono Leksono

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H. Soenarwoto Prono Leksono (Penulis tinggal di Madiun, Jawa Timur)

Sepekan menjelang Ramadan, saya masih berkesempatan melaksanakan ibadah umrah. Alhamdulillah. Saat masih di Kota Madinah, pada sebuah pagi yang sinar mataharinya sudah menyengat kulit karena sedang berlangsung musim panas, saya mendapat telepon dari Tanah Air.

Mas Ari, penyiar Radio Gema Surya Ponorogo, yang menelepon saya. Ia menanyakan tentang bagaimana masyarakat di Tanah Suci dalam menyambut bulan suci Ramadan. "Apa suasananya di Tanah Suci juga ebyoh seperti di Tanah Air, Cak Wot," tanya Mas Ari singkat.

Meskipun singkat, tapi menurut saya, pertanyaan Mas Ari cukup mengena. Setidaknya ia ingin mencari perbandingan dalam penyambutan Ramadan antara di Tanah Suci dan di Tanah Air. Bagus. Tapi, saya lebih tergelitik dengan ungkapan kata ebyoh.

Ebyoh adalah bahasa ponorogoan. Ebyoh artinya heboh atau super sibuk. Seperti diketahui menjelang datangnya bulan Ramadan, masyarakat kita memang suka melakukan penyambutan yang luar biasa sibuknya. Berbagai kegiatan dilakukan.

Sampai harga-harga sembako pun ikut ebyoh naik. Padahal, di antara mereka yang ebyoh itu belum tentu benar-benar menjalankan ibadah puasa dengan tuma'ninah. Tapi tidak apalah itu juga sudah tradisi kita.

Berbanding balik dengan di Tanah Suci. Sepengetahuan saya menjelang Ramadan di Tanah Suci, tidak terlihat ada penyambutan yang ebyoh seperti di Tanah Air. "Warga masyarakat Arab saya lihat adem-adem saja," jawab saya kepada Mas Ari.

Masyarakat Arab sudah memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Tanpa adanya penyambutan yang ebyoh pun mereka sudah dengan sendirinya menjalankan ibadah puasa dengan penuh semangat, tulus, dan ikhlas. Mereka sadar bahwa ibadah puasa Ramadan adalah kewajiban umat muslim; memenuhi perintah-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement