Kamis 16 Jun 2016 06:51 WIB

Musim Hujan di Jawa Timur Diprediksi Lebih Panjang karena La Nina

Rep: Christiyaningsih/ Red: Nur Aini
Hujan  (ilustrasi).
Foto: dok. Republika
Hujan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Jawa Timur berpeluang besar dilanda La Nina. Memasuki pertengahan tahun, curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Timur terpantau masih tinggi. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso Malang, Hartanto, mengatakan peluang terjadinya La Nina mencapai 52 persen.

Saat ini 54 persen wilayah di Jatim belum memasuki musim kemarau. Pada awal Juni, wilayah Jatim bagian barat daya seperti Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan sebagian Nganjuk masih memiliki curah hujan tinggi. Surabaya, Sidoarjo, serta sebagian wilayah pegunungan juga terpantau berpotensi memiliki curah hujan tinggi.

Terjadinya La Nina membawa konsekuensi mundurnya musim kemarau dan terjadinya musim kemarau basah. Pada 2015 Indonesia dilanda El Nino. Hartanto mengatakan besar  kemungkinan El Nino kuat yang terjadi sebelumnya akan diikuti La Nina.

"La Nina terutama terjadi di Indonesia bagian tengah dan timur," kata Hartanto pada Rabu (15/6) di Malang.

Bulan Juni sampai Agustus masih menjadi masa transisi. La Nina diperkirakan terjadi pada September  mendatang. Selama masa transisi, masih berpeluang terjadi kondisi ekstrem seperti hujan deras disertai angin kencang, angin puting beliung, dan petir.

Akan tetapi masyarakat diimbau untuk tidak khawatir karena semua masih dalam batas normal. Kondisi hujan masih di bawah 20 milimeter per dasarian (10 hari) sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement