Ahad 12 Jun 2016 12:57 WIB

Produktivitas Pekerja Indonesia Meningkat

Pekerja menyelesaikan produksi mesin bensin dan etanol tipe TR di Pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Sunter, Jakarta, Senin (9/5). (Republika/Agung Supriyanto )
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja menyelesaikan produksi mesin bensin dan etanol tipe TR di Pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Sunter, Jakarta, Senin (9/5). (Republika/Agung Supriyanto )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Akuntan, Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) melaporkan produktivitas tenaga kerja Indonesia secara substansial mengalami peningkatan yang baik dalam 15 tahun terakhir.

"Produktivitas Indonesia tumbuh mengesankan sebesar 3,8 persen dalam 15 tahun terakhir dan akan berkembang hingga 3,9 persen dalam lima tahun ke depan," kata ICAEW Economic Advisor and Oxford Economics Leads Economist, Prinyanka Kishore dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.

Hanya dengan dua persen tenaga kerja yang bekerja di sektor industri utama dibandingkan Malaysia dengan 10 persen tenaga kerja, kata dia, Indonesia mempunyai peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dengan membuka kesempatan bagi tenaga kerjanya untuk beralih ke sektor-sektor industri utama.

Ia mengatakan tingginya jumlah tabungan rumah tangga juga dapat disebut sebagai salah satu kontribusi meningkatnya produktivitas Indonesia sehubungan dengan pergeseran sektoral tidak dapat terjadi tanpa pasokan keuangan stabil untuk di investasi pada modal fisik maupun modal manusia.

"Walaupun "Foreign Direct Investments" (FDI) mempunyai peran penting dalam memajukan ekonomi ASEAN, sebagian besar permodalan investasi bisnis datang dari tabungan domestik dan pinjaman, terutama untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang banyak membuka lowongan pekerjaan," tuturnya.

Hal ini, kata dia, cukup menjelaskan alasan di balik produktivitas ASEAN yang terus meningkat pesat dibanding dengan kawasan pendapatan menengah.

Selain itu, ia menyatakan nilai Rupiah juga tumbuh menguat pada tahun ini dibandingkan dengan mata uang negara Asia lainnya serta bunga obligasi juga telah turun secara signifikan and tren pasar saham terus meningkat.

"Namun, pertumbuhan produktivitas Indonesia masih tertahan oleh faktor eksternal, khususnya, dengan menurunnya jumlah potensi mitra dagang utama Indonesia dan harga komoditas yang semakin rendah," ucap Prinyanka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement