Sabtu 11 Jun 2016 16:56 WIB

Banjir Rob Dinilai Akibat Penurunan Daerah Pesisir Pantai

Banjir Rob (ilustrasi)
Foto: Antara
Banjir Rob (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumatra Barat, Ade Edward mengatakan penyebab banjir rob yang terjadi di provinsi itu beberapa waktu lalu akibat penurunan daerah pesisir pantai.

"Ada beberapa penyebab terjadi banjir rob. Khusus di Sumbar termasuk karena penurunan daerah pesisir pantai akibat gempa tahun 2009," kata dia saat dihubungi dari Padang, Sabtu (11/6).

Ia mengatakan secara umum penyebab banjir rob di pesisir pantai Indonesia memang karena adanya peralihan musim, namun hal itu tidak serta merta menjadi satu-satunya alasan. "Banjir rob tidak hanya disebabkan karena pergantian musim ataupun ?sejajarnya posisi bumi, matahari dan bulan. Ada sebab lain untuk tiap daerah," katanya.

Menurut dia, untuk banjir rob di Kota Padang beberapa waktu lalu juga disebabkan turunnya bagian pesisir pantai daerah itu hingga 25 sentimeter. Hal itu menyebabkan daerah yang biasanya tidak terkena dampak banjir rob malah terdamoak pada Juni 2016.

Ia menyampaikan ada beberapa lokasi yang mengarah pada titik gempa 2009 sehingga membuat posisi daratan menurun, seperti yang terjadi pada kawasan Ulak Karang, Padang. Selain itu ia mengatakan penyebab lain banjir rob ialah dampak dari pemanasan global.

"Terkait pemanasan global, memang ada kemungkinannya. Namun belum diketahui total penambahan air laut yang disebabkannya," katanya.

Ia berpendapat, dengan adanya peningkatan volume air laut setiap tahun karena mencairnya es di kutub, tentu akan membuat air laut pasang dan semakin mendekati pemukiman warga.

"Kalau pemanasan global kan sudah terjadi sejak 20 tahun lalu, namun untuk penelitian tingkat ke aikan air laut perlu ilmuan dunia dan alat lebih canggih," jelasnya.

Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Padang Pariaman, Sumbar melaporkan cuaca di provinsi itu masih dalam kategori normal. "Memang ada angin kencang serta hujan, bahkan sering terjadi banjir rob, namun masih normal karena kondisi itu sering terjadi pada peralihan musim basah ke kering," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Padang Pariaman, Budi Samiaji.

Ia menambahkan kondisi cuaca yang saat ini di Sumbar telah terjadi sejak Mei 2016 yang memang merupakan awal masa peralihan. "Ini sudah jadi fenomena yang biasa terjadi dalam memasuki musim kering," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement