Jumat 10 Jun 2016 15:57 WIB

Diterjang Gelombang Tinggi, Nelayan Pantura tak Bisa Melaut

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Nelayan
Foto: Eric Ireng/Antara
Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gelombang tinggi yang melanda perairan pantai utara Jawa, membuat ratusan nelayan di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu tak bisa melaut.

Berdasarkan pantauan, Jumat (10/6), ratusan kapal dan perahu milik nelayan hanya ditambatkan di pinggir muara sungai Desa Karangsong. Para nelayan pun mengisi waktu mereka dengan memperbaiki jaring yang rusak di atas kapal/perahu mereka.

Salah seorang nelayan setempat, Slamet, mengungkapkan, gelombang tinggi dan cuaca buruk sebenarnya telah terjadi sejak sebulan terakhir. Namun, kondisi tersebut semakin parah sejak empat hari terakhir.

"Gelombang bisa mencapai tiga meteran," tutur Slamet, Jumat (10/6).

Slamet mengatakan, untuk nelayan dengan perahu kecil, ketinggian gelombang tersebut sangat berbahaya. Jikapun ada yang nekad berangkat melaut karena terdesak kebutuhan ekonomi, mereka terpaksa harus kembali lagi ke daratan karena gelombang tinggi di laut.

Kondisi itupun berdampak pada menurunnya pasokan ikan dari nelayan. Akibatnya, harga ikan pun menjadi naik.

"Harga ikan rata-rata naik 30 persenan," terang seorang pedagang ikan, Tona.

Terpisah, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn menjelaskan, pada 5-8 Juni 2016, di pantai utara Jawa memang terjadi gelombang pasang (rob).

Hal itu diakibatkan oleh pengaruh astronomi, yakni posisi bumi, bulan dan matahari yang berada dalam satu garis lurus (spring tide) yang mengakibatkan naiknya tinggi muka laut.

"Kondisi ini sebenarnya siklus rutin bulanan yang normal terjadi. Namun saat ini bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia sebesar 15-20 cm," tandas Ahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement