Kamis 09 Jun 2016 22:45 WIB

Waspada, Daging Impor Kualitas Rendah Picu Stroke

  Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Tahta Aidilla)
Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerhati masalah daging impor kualitas rendah asal Universitas Andalas Padang, Sumbar, Benny Dwika Leonanda meminta pemerintah lebih berhati-hati mengimpor daging berkualitas rendah. Sebab menurut dia, daging berkualitas rendah, berdampak negatif terhadap kesehatan.

"Sebab daging berkualitas rendah atau daging beku mengandung lemak 15 persen lebih berpotensi memicu stroke dan penyakit jantung," kata Benny Dwika Leonanda, dihubungi dari Pekanbaru, Kamis (9/6).

Pendapat demikian disampaikanya terkait instruksi Presiden Jokowi khususnya saat operasi pasar beberapa waktu lalu sehubungan Ramadhan dan Idul Fitri agar harga daging sapi bisa ditekan sampai Rp 80 ribu per kg. Bulog justru telah membuka Rp 80 ribu per kg, bahkan juga ada yang menjualnya dengan harga Rp 75 ribu per kg, seperti yang dijual di pasar murah oleh Artha Graha Peduli (AGP).

Menurut Benny, kandungan lemak daging beku di atas 15 persen pasti diolah jadi bakso sate, sosis, makanan siap saji dan lainnya. "Boleh diteliti di berbagai rumah sakit seberapa banyak sudah penderita stroke dan jantung yang diyakini akan meningkat. Lalu siapa yang dapat untung, atas penjualan daging sapi impor berkualitas murah itu?" katanya.

Yang untung, katanya lagi, pasti pelaku farmasi yang menyuplai obat-obat ke Indonesia dan semua ini diindikasi bagian dari konspirasi global tanpa berfikir menghancurkan Indonesia. Ia memandang bahwa jika daging impor berkualitas rendah itu masih beredar maka sama artinya selama puasa ini sudah terjual makanan tidak sehat secara massal.

Sementara itu, kenaikan barang-barang kebutuhan pokok, daging dan lainnya tiap Ramadan dan Idul Fitri lebih karena beberapa hal antara lain pedagang, petani, peternak, mengurangi jam kerja selama Ramadan, termasuk dengan pegawai pemerintah. Sehingga pasokan barang kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya berkurang di pasar seperti daging, daging ayam dan telur.

"Selain itu berdasarkan hukum pasar jika stok berkurang, permintaan meningkat tentu harga menjadi naik," katanya. Karena itu, Benny mengharapkan lagi Pemerintah harus lebih berhati-hati mengimpor daging berkualitas rendah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement