Kamis 09 Jun 2016 12:51 WIB

Banjir Rob Fenomena Alami

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Pengendara sepeda motor melintasi banjir rob di Kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Selasa (7/6).  (Antara/Wahyu Putro A)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pengendara sepeda motor melintasi banjir rob di Kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Selasa (7/6). (Antara/Wahyu Putro A)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Informasi BPBD DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan banjir rob yang terjadi di pantai utara Jakarta merupakan fenomena alami. Ia meminta masyarakat tak panik.

Bambang menjelaskan banjir rob memang termasuk siklus enam bulanan. Terlebih, menurutnya dalam bulan Juni ini terjadi puncak siklus bulan sehingga daya tarik gravitasi bulan yang tinggi membuat air laut pasang.

"Kita masuk dalam periode enam bulanan tertinggi yang nanti datang lagi November-Desember berdasarkan penelitian BPPT. Bulanan juga tinggi, karena puncak siklus bulan. Memang dalam siklus enam bulan ini sudah masuk yang tertinggi," katanya kepada Republika, Kamis (9/6).

Ia menyebut ketinggian air tertinggi sampai ini berada di ambang 247 cm. Menurutnya, ketinggian seperti itu pun belum disertai ombak. Jika ada ombak maka ia yakin gelombang air akan lebih tinggi lagi hingga berpotensi menimbulkan bencana lebih besar.

"Ketinggian tinggi air laut 247, itu tanpa ombak baru tinggi lautnya aja. Untungnnya enggak ada ombak. Kalau ada ombak bisa kayak di pantai laut selatan tuh parah karena ombaknya tinggi," ujarnya.

Sebelumnya, banjir rob melanda kawasan Muara Baru, Jakarta Utara. Penyebabnya diduga karena jebolnya tanggul karena tak kuat menahan air dari laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement