Rabu 08 Jun 2016 12:06 WIB

Nelayan Tasikmalaya tak Bisa Melaut Selama 2 Pekan Ini

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
  Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaring di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Senin (13/1).   (Republika/Edi Yusuf)
Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaring di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Senin (13/1). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Selama kurang lebih dua pekan terakhir gelombang ombak di pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya membesar. Nelayan yang ada di pesisir selatan Tasikmalaya tidak bisa melaut. Akibatnya, ikan hasil tangkapan nelayan berkurang.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi mengatakan, sudah dua pekan ombak di pantai selatan tinggi. Tidak terjadi hujan lebat, hanya saja gelombangnya menjadi sangat tinggi. Menurutnya, tingginya gelombang kemungkinan karena perputaran angin barat ke timur di musim pancaroba. Tapi kali ini berlangsung lama.

"Nelayan juga sudah beberapa hari diam saja karena tidak bisa melaut," kata Dedi kepada Republika.co.id, Rabu (8/6).

Dikatakan Dedi, karena nelayan tidak bisa melaut, untuk tetap mendapatkan penghasilan mereka menjadi buruh serabutan. Ada juga yang bercocok tanam. Ia memperkirakan, tingginya gelombang ombak di pantai selatan tidak akan berlangsung lama hingga berbulan-bulan.

Menurut perkiraannya, pekan depan seharusnya gelombang ombak mulai membaik dan nelayan bisa kembali melaut. Sebelum memasuki bulan puasa, hasil tangkapan nelayan di Tasikmalaya pun menurun karena banyak yang tidak bisa melaut.

Sebelumnya, karena gelombang ombak terlalu besar, enam perahu nelayan di Pantai Pamayangsari, Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah rusak akibat hantaman gelombang pasang. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB pekan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement