REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengecam keras serangan teror di Istanbul, Turki, pada Selasa (7/6). Serangan terjadi pukul 08.15 waktu setempat atau pukul 12.15 waktu Indonesia Bagian Barat.
Menurut siaran Kementerian Luar Negeri Indonesia, ledakan bom yang terjadi di Distrik Vezneciler dilaporkan telah menyebabkan 11 orang meninggal yang terdiri dari 4 warga negara sipil dan tujuh polisi. Distrik ini adalah distrik yang sibuk dan merupakan salah satu tempat tujuan wisata di Turki.
"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada rakyat dan pemerintah Turki, khususnya kepada korban dan keluarga korban," kata Juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir dalam pernyataan.
Dilaporkan juga, satu orang warga negara Indonesia berstatus mahasiswa terluka ringan akibat plafon ruang kelas yang rubuh karena leadakan tersebut. WNI tersebut kuliah di Universitas Istanbul, Jurusan Fisika. KJRI Istanbul sudah menghubungi WNI tersebut. Ia diketahui hanya mendapat luka gores dan saat ini yang bersangkutan sudah kembali ke asrama.
KJRI Istanbul akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait di Turki dan menghimbau WNI yang berada di Turki untuk menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target. Sedangkan WNI yang akan berpergian ke wilayah tersebut diharapkan dapat memperhatikan perkembangan situasi.
Saat ini terdapat sekitar 708 orang WNI berdomisili di Istanbul, sebagian besar adalah mahasiswa atau WNI yang telah memiliki pekerjaan tetap di Turki. Nomor hotline KBRI Istanbul yang dapat dihubungi adalah +905319831534 atas nama Ibu Ida.