REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan media komunikasi utama bagi masyarakat di berbagai negara. Oleh karenanya semua sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi di setiap negara mempelajarinya. Hal ini menjadi kebutuhan utama bagi para pelajar di Indonesia, tidak terkecuali bagi para siswa di Sekolah Gratis Master (Masjid Terminal) Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Keterbatasan pengajar bahasa Inggris di Sekolah Master menjadi kendala bagi pengembangan kemampuan berbahasa Inggris bagi para siswanya. Untuk memenuhi kebutuhan pengajar tersebut, para dosen Akademi Bahasa Asing (ABA) BSI dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Nusa Mandiri, memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada para siswa di Sekolah Gratis Master Indonesia, Sabtu (4/6). Sekolah tersebut berlokasi di jalan Margonda No 58 Terminal Terpadu Kota Depok, Jawa Barat.
Sekolah yang didirikan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri ini menampung anak-anak dhuafa di sekitar terminal Depok yang umumnya adalah anak jalanan, loper koran, dan pengamen.
Koordinator Pelatihan Jimmi mengatakan, pelatihan tersebut sangat diperlukan. Hal itu mengingat pentingnya pengembangan kemampuan para siswa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. “Dan bahasa Inggris telah menjadi kebutuhan utama berkomunikasi pada era globalisasi saat ini,” ujar Jimmi.
Salah satu tutor pelatihan dari dosen ABA BSI, Tsalatsatun Andini mengatakan pada pelatihan ini para siswa diberikan pengetahuan bahasa Inggris dasar mengenai keterampilan berbicara untuk menyampaikan arah jalan serta menginformasikan waktu dalam bahasa Inggris.
“Kami membawakan materi ini dengan bahasa Inggris yang mudah dimengerti oleh peserta didik, dilengkapi dengan menggunakan permainan edukatif,” ungkap Tsalatsatun Andini.
Tsalatsatun Andini menambahkan bahwa butuh metode pembelajaran yang berbeda dalam menyampaikan materi pelatihan bahasa Inggris kepada para siswa.
“Butuh effort lebih bagi kami untuk memberikan pelatihan English day kepada mereka. Kami pikir pendekatan Total Physical Responses (TPR) merupakan metode yang tepat kami gunakan pada pelatihan English day kali ini,” papar ujar Tsalatsatun Andini.
Sekadar informasi, pendekatan TPR merupakan metode pengajaran bahasa yang dikembangkan oleh James Asher, seorang profesor emeritus psikologi di San José State University. Hal ini didasarkan pada koordinasi bahasa dan gerakan fisik. Dimana tutor memberikan perintah kepada siswa dalam bahasa target, dan siswa merespons dengan tindakan seluruh tubuh.
“Kami sengaja memberikan materi yang dapat langsung diaplikasikan oleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak ini terbiasa hidup di terminal di mana banyak orang menanyakan arah jalan dan waktu. Harapan kami, mereka berani berbicara dalam bahasa Inggris,” kata Tsalatsatun Andini.