REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kenaikan komoditas bahan pokok pada awal bulan Ramadhan kian mencekik para pedagang kecil dan warung makan. Pedagang berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah intervensi untuk mengendalikan harga bahan kebutuhan pokok.
"Semua naik. Ayam dulu Rp 18 ribu per kilo, sekarang Rp 22 ribu. Daging sapi sekarang Rp 130 ribu," kata pedagang warung makan Padang "Uni" di Pasar Baru Bekasi, Kelurahan Durenjaya, Bekasi Timur, Nurhayati (58 tahun) kepada Republika.co.id, Selasa (7/6).
Nurhayati mengatakan, kenaikan terjadi khususnya pada komoditas daging sapi, minyak, gula pasir, dan bawang merah. Harga beras relatif masih stabil. Minyak goreng curah yang biasanya masih bisa dia dapat seharga Rp 11 ribu, sekarang naik Rp 12 ribu. Gula pasir dari harga Rp 13 ribu naik mencapai Rp 16 ribu.
Menurut Nurhayati, kondisi itu jelas mempengaruhi pendapatan warung makan Padang miliknya. Harga-harga naik, sementara ia tidak bisa menaikan harga masakan. Kenaikan harga sudah terjadi sekitar dua pekan jelang Ramadhan, dan mencapai puncaknya pada saat munggahan. "Kalau (harga) dinaikin, orang makin lari. Sekarang saja sudah sepi," ungkap dia.
Akibat kenaikan harga, kata Nurhayati, keuntungannya makin sedikit. Warung juga sepi karena sebagian besar orang di pasar ikut berpuasa Ramadhan. Warga Bekasi Timur itu mengatakan, pada saat ramai, pendapatannya sehari sekitar Rp 1 juta, namun sekarang rata-rata hanya Rp 600 ribu. Ia berharap pemerintah dapat menekan harga kebutuhan pokok.
Selain kenaikan bahan kebutuhan pokok, beberapa jenis sayuran juga mengalami kenaikan. Harga sayuran di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, yang biasa menjadi tempat kulakan pasar-pasar tradisional lain di Kota/Kabupaten Bekasi tercatat naik. Kenaikan itu terjadi pada tomat, wortel, kol, buncis, seledri, jagung pipih, kentang, bawang merah, dan bawang putih. Harga bawang merah naik Rp 4.000 menjadi Rp 30 ribu, sedangkan bawang putih naik Rp 5.000 menjadi Rp 37 ribu.