REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP Muhammadiyah meminta pemerintah untuk menekan harga kebutuhan pookok yang melonjak tajam menjelang bulan Ramadhan. Selain itu, pemerintah juga diminta memastikan ketersediaan cadangan bahan pokok di pasar.
Ketua bidang ekonomi PP Muhammadiyah, Anwar Abbas menilai harga kebutuhan pokok merangkak naik jelang bulan Ramadhan karena jumlah suplai atau barang yang ada di pasar jauh di bawah jumlah permintaan.
"Masalah kecukupan suplai dalam menghadapi bulan puasa ini menjadi semakin penting karena bila jumlah suplai yang ada tidak bisa mengimbangi jumlah permintaan, harga barang-barang akan naik dan melonjak tajam," katanya Ahad (5/6).
Menurutnya kondisi ini mencekik masyarakat kecil karena kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berkurang. Implikasinya, kesejahteraan masyarakat akan bermasalah.
Karena itu, kata Anwar, Muhammadiyah mengharapkan agar pemerintah tidak membiarkan para spekulan secara leluasa memanfaatkan bulan puasa untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mempedulikan kesulitan yang akan dihadapi oleh rakyat dan atau masyarakat.
"Muhammadiyah sangat berharap agar pemerintah benar-benar memantau gerak dari harga barang-barang yang ada di pasar, terutama barang-barang kebutuhan pokok dan melakukan langkah-langkah konkrit untuk mengatasinya agar kepentingan dan kebutuhan rakyat tetap terjaga dan terpelihara," ujarnya.
Anwar melanjutkan, Muhammadiyah juga meminta pemerintah agar tidak segan-segan menindak para pengusaha atau pedagang yang memainkan dan merusak distribusi barang sehingga mengakibatkan harga barang-barang yang dijual di pasar melonjak lebih tinggi daripada harga awal.
Ia menegaskan, Muhammadiyah juga mengharapkan pemerintah agar benar-benar hadir di pasar guna melindungi kepentingan dan kebutuhan rakyat melalui program pasar murah agar keperluan rakyat terhadap barang-barang yang mereka butuhkan tetap dapat terpenuhi.
Anwar menambahkan imbauan ini penting disampaikan mengingat harga barang-barang di pasar saat ini sudah merangkak naik dan jarak antara harga yang ada di pasar dengan harga yang dari petani atau peternak sudah sangat jauh.
Menurutnya kondisi ini sudah memperlihatkan gejala yang tidak sehat dimana para pengusaha/pedagang sudah melakukan praktek-praktek yang tidak terpuji dan sangat merugikan rakyat. Hal itu dia tegaskan harus dihentikan.