REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan memastikan proses kegiatan belajar dan tenaga pengajar di Kota Poso berjalan dengan baik dan tidak terpengaruh dengan kondisi perburuan terhadap kelompok teroris Santoso.
"Karena lokasi perburuan itu kan di tengah hutan, (sedangkan) sekolah kan di kota," ujar Anis usai seminar Literaur Digital di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6).
Karena itu Anies menyangsikan tidak adanya guru di sejumlah sekolah di Poso, Sulawesi Tengah akibat keberadaan teroris. Saat ini Anies mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Kenapa enggak ada kita belum tahu nih. Dilaporkan ke Mendikbud, saya akan cek. Tapi belum ada laporan seperti itu (karena takut kelompok teroris)," jelas Anies.
Anies memastikan aktivitas pendidikan di Poso tidak terganggu. Guru-guru di Poso juga ikut menjelaskan pada siswa bahwa apa yang dikerjakan para teroris tersebut tidak dibenarkan.
"Guru jadi channel untuk membantu menjelaskan bahwa yang dikerjakan para teroris ini salah. Mengantisipasi masyarakat menjadi simpatisan para teroris," jelasnya.
Karena menurut Anies yang membuat teroris masih bisa bertahan di dalam hutan karena adanya bantuan pasokan makanan dari masyarakat. Sehingga masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa apa yang mereka lakukan tersebut perbuatan yang keliru.
"Salah satu yang membuat mereka bisa survive (bertahan,red) karena ada pasokan makanan. Berarti masyarakat harus dipahamkan bahwa yang mereka lakukan keliru," kata dia.
Diketahui hingga saat ini diduga masih terdapat 22 anggota teroris Santoso di Pegunungan Uwe Mayea, desa Pantangolemba, Poso, Sulawesi Tengah. Sedangkan satgas Operasi Tinombola masih terus berupaya untuk melumpuhkan dan menangkap kelopak teroris tersebut.