Kamis 02 Jun 2016 15:50 WIB

Dana Desa Diharapkan Kurangi Urbanisasi

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil memberikan sambutannya dalam pembukaan rapat kerja PII periode 2015-2019 di Gedung Indosat, Jakarta, Jumat (18/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil memberikan sambutannya dalam pembukaan rapat kerja PII periode 2015-2019 di Gedung Indosat, Jakarta, Jumat (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dana desa yang dialokasikan pemerintah dalam dua tahun terakhir diharapkan dapat mengurangi arus perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi.

"Mudah-mudahan dengan transfer dana desa itu akan mengerem urbanisasi," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil di Jakarta, Kamis.

Pada 2016, pemerintah mengalokasikan dana desa dari APBN sebesar Rp46,9 triliun di mana tiap desa diperkirakan akan menerimaa sekitar Rp800 juta.

Jumlah dana desa pada 2016 tersebut, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya Rp20,76 triliun.

Menurut Sofyan, apabila dana desa tersebut dapat digunakan untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur desa, serta menciptakan lapangan kerja bagi penduduk desa, maka tingkat urbanisasi dapat ditekan.

"Tapi, selama kesempatan pekerjaan di pedesaan itu belum kompetitif dari segi income, maka sulit sekali dihindari (terjadinya urbanisasi)," katanya.

Sofyan sendiri menilai, untuk memaksimalkan dana desa menjadi tantangan tersendiri karena juga membutuhkan sumber daya manusia yang siap memanfaatkannya.

Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) juga dapat menjadi opsi untuk dapat mengurus dan mengelola dana desa dalam menggali potensi masing-masing desa sehingga dapat lebih berkembang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement