REPUBLIKA.CO.ID,LHOKSEUMAWE -- PT PLN (Persero) merencanakan perluasan kapasitas daya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun di Lhokseumawe, Aceh sebesar 250 MW.
Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin usai acara peresmian pengoperasian PLTMG Arun berkapasitas 184 MW oleh Presiden Jokowi, Kamis, mengatakan tambahan daya dari perluasan PLTMG Arun tersebut akan meningkatkan kehandalan ketersediaan listrik di Aceh, khususnya, dan Sumatra bagian utara, umumnya.
"Kami akan segera mulai pembangunan perlusaan PLTMG Arun," katanya.
Manajer Teknik PLN Wilayah Aceh Bimo Samudro menambahkan, pihaknya berharap bisa memulai pembangunan perluasan PLTMG Arun berkapasitas 250 MW pada 2016.
"Dengan demikian, pembangkit bisa beroperasi pada akhir 2017," ujarnya.
Menurut dia, perluasan PLTMG Arun masih memerlukan sedikit pembebasan lahan.
Bimo juga mengatakan, selain perluasan PLTMG Arun, tambahan pasokan listrik di Aceh berasal dari PLTA Peusangan 2x22 MW yang ditargetkan beroperasi akhir 2018.
Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya Unit 3 dan 4 berkapasitas 2x200 MW di Meulaboh, dengan target operasi 2020 dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Seulawah dengan daya 2x55 MW.
PLTMG Arun 184 MW telah beroperasi sejak 21 Desember 2015.
Pembangkit yang berlokasi di Kompleks PT Arun NGL, Jalan Raya Medan-Banda Aceh Gate 53, Kota Lhokseumawe dibangun dengan investasi Rp1,4 triliun sejak 30 Juni 2014.
PLTMG dioperasikan anak perusahaan PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Kontraktor pelaksana proyek adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Perta Arun Gas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), selaku pemasok gas.
Mesin gas dipasok Wartsila Finland, generator oleh ABB, dan "main transformer" dari Hyundai.
Saat ini, daya mampu di Aceh mencapai 384 MW, sementara beban puncak tercatat 340 MW atau terdapat cadangan 44 MW.
Daya mampu tersebut berasal dari PLTMG Arun 184 MW, PLTU Nagan Raya Unit 1 dan 2 2x90 MW, dan PLTD Lumbata 20 MW.