Selasa 31 May 2016 21:43 WIB

Pagar Nusa NU Bentuk Laskar Anti-Kekerasan Seksual

 Masyarakat membubuhkan tanda tangannya di spanduk sepanjang 300 meter pada aksi solidaritas untuk YY, korban pelecehan seksual di Bengkulu pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor, Jakarta Pusat, Ahad (8/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Masyarakat membubuhkan tanda tangannya di spanduk sepanjang 300 meter pada aksi solidaritas untuk YY, korban pelecehan seksual di Bengkulu pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor, Jakarta Pusat, Ahad (8/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,  LAMPUNG TIMUR— Perguruan Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (PSNU) membentuk Laskar Anti-Kekerasan. Baik kekerasan struktural, kekerasan vertikal maupun horizontal.

Ketua Umum PSNU, Ajengan Mimih Haeruman menegaskan komitmen para pendekar NU untuk memerangi radikalisme, terorisme, kekerasan atas nama agama, dan kekerasan seksual yang marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

“Sejak dulu NU selalu menjadi garda terdepan untuk membentengi negeri ini dari berbagai ancaman, “ujar Mimih saat membuka Apel Akbar  Pagar Nusa yang diikuti sepuluh ribu pendekar di Lapangan Merdeka Sribhawono, Lampung Timur, Selasa (31/5).  

Pembentukan Laskar Anti Kekerasan, menurut Pengasuh Padepokan Santri Manuk Heulang itu, bukan bermaksud mengambil peran negara dan aparat pemerintahan, dari sipil maupun militer.

Tetapi Laskar Anti kekerasan yang dibentuk Pagar Nusa ini justru menjadi mitra aparat melakukan pencegahan dini, pendampingan, serta mendorong aparat tegas menegakkan keadilan.

Ia menjelaskan, Laskar Anti-Kekerasan ini akan dibentuk di tujuh provinsi. Pihaknya akan menginstruksikan pengurus wilayah dan cabang untuk membentuk laskar tersebut.

Ini supaya masyarakat mendapat pencerahan  mencegah terjadinya kekerasan dalam bentuk apapun. “Sementara para korban, kita lakukan pendampingan agar terobati dari trauma,” papar Mimih.

Sebagai bentuk pencegahan dini terhadap maraknya aksi kekerasan seksual misalnya, Laskar Anti-Kekerasan dari pendekar perempuan, akan memberi latihan bela diri.

Di samping itu, Laskar juga akan mengajak tokoh masyarakat setempat memahami berbagai bentuk kekerasan.

Masyarakat, menurut Mimih, perlu diberi penyuluhan, agar menghentikan sikap diskriminatif dan kekerasan dalam bentuk apapun.

Ia menegaskan meski terdiri dari para pendekar, Laskar Anti-Kekerasan tidak akan mengerahkan kekuatan fisik, kecuali terpaksa.

Ia berjanji, Laskar ini bergerak dengan penuh cinta, menjunjung nilai kemanusiaan, dan perwujudan nilai Pancasila.

Laskar juga tidak hanya mendorong penghapusan kekerasan seksual, tetapi juga kekerasan atasnama negara atau atasnama agama sekalipun, harus dihentikan.

Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim, mengaku bersyukur, daerahnya dijadikan titik awal pembentukan Laskar Anti-Kekerasan.

Pihaknya berkomitmen untuk mengupayakan terbentuknya desa ramah dan mendukung Pagar Nusa Lampung Timur membentuk Laskar Anti-Kekerasan hingga ke desa-desa.

“Ini bentuk komitmen mendorong penghapusan kekesaran seksual atau kekerasan atas nama apapun,” tuturnya.

Sekjen Pengur Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faisal Zaeni mendorong terbentuknya rekonsiliasi nasional atas sejumlah tragedi kebangsaan yang pernah mewarnai sejarah negeri ini.

“Tapi kami juga mendesak pemerintah agar tegas terhadap sejumlah kelompok dan organisasi yang mengancam eksistensi negara,” imbuhnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement