REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan bahwa rencana revitalisasi kereta lintas Utara Jawa Jakarta-Surabaya masih dalam tahap pembicaraan awal dengan Jepang.
"Begini, kemarin itu ada pembicaraan dengan Jepang, tapi masih dalam tahap pembicaaan awal, masih 'government to government'," kata Jonan saat ditemui di Denpasar, Bali, Selasa.
Jonan menjelaskan bahwa dirinya belum mendapat arahan terkait rencana revitalisasi peningkatan kecepatan kereta tersebut dari Presiden Joko Widodo.
"Nanti saja lah dibicarakan, saya juga belum dapat arahan apa-apa dari Presiden," katanya.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono sebelumnya mengatakan bahwa revitalisasi kereta api lintas Utara Jawa yang menghubungkan Jakarta-Surabaya masih menunggu arahan Presiden Joko Widodo.
Prasetyo mengatakan apabila Jepang jadi memberikan pembiayaan untuk merevitaliasi lintas tersebut, diharapkan dapat segera berjalan.
Namun, dia mengaku hal itu bukan merupakan prioritas dalam rencana strategis (Renstra) 2015-2019 pembangunan kereta api.
"Prioritas pemerintah itu tidak di Jawa, harus ke Timur, kemudian pinggiran-pinggirannya. Makanya, kita mau Trans Sumatera dan Trans Sulawesi dulu selesai secepat mungkin," katanya.
Jepang sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk merevitalisasi kereta Lintas Utara Jawa dengan meningkatkan kecepatannya dari 80 kilometer per jam menjadi 150 kilometer per jam.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub sebelumnya menyatakan bahwa Jepang sudah berminat terkait revitalisasi lintas Utara Jawa tersebut.
Awalnya, Jepang ditawarkan untuk pembiayaan Trans Sumatera dan Sulawesi, namun Negara Sakura tersebut lebih memilih untuk meningkatkan kecepatan laju kereta lintas Utara Jawa karena dinilai bisa menonjolkan unsur kecanggihan teknologi yang dimiliki.
Apabila kecepatan kereta lintas tersebut meningkat menjadi 150 kilometer per jam, maka Jakarta-Surabaya bisa ditempuh hanya dalam waktu lima jam.