REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua harian Partai Golkar mengumumkan susunan kepengurusan periode 2016-2019 pada Senin (30/5) lalu. Dalam susunan tersebut, sejumlah nama mantan narapidana masuk dalam daftar pengurus partai berlambang pohon beringin itu. Seperti, Fahd El Fouz Arafiq dan Sigit Haryo Wibisono.
Pakar politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Mada Sukmajati menilai, kepengurusan Golkar saat ini, menunjukkan partai tersebut dibuat pengusaha-pengusaha politik.
"Pengurus ini, mencerminkan partai ini sangat dimanfaatkan para elitnya untuk kepentingan transaksional," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (31/5).
Selain itu, Mada melanjutkan, kepengurusan Partai Golkar saat ini, sudah tidak punya nafas yang berkaitan dengan ideologi rakyat maupun kesejahteraan. Kendati, sejumlah kekuatan masih mencoba mengakomodir, namun kalah menonjol dibandingkan kekuatan Setya Novanto.
"Yang sangat menonjol, kan kekuatan Setya Novanto. Yang secara kredibilitas dan intergritas sudah sangat problematik," ucap dia.