Senin 30 May 2016 17:47 WIB

11 Kampus Bakal Dilibatkan KKN Tematik Gambut

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
ketua Tim Serbu Api,  Laboratorium Alam Hutan Gambut, di Desa Kireng Bangkirai, Kecamatan Sabangau, Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Selasa(2/3)
Foto: Republika/Mursalin Yasland
ketua Tim Serbu Api, Laboratorium Alam Hutan Gambut, di Desa Kireng Bangkirai, Kecamatan Sabangau, Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Selasa(2/3)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agenda restorasi gambut akan melibatkan kalangan mahasiswa melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Badan Restorasi Gambut menggandeng sebelas perguruan tinggi nasional untuk berpartisipasi sehingga agenda rekayasa sosial penyelamatan lahan gambut dapat semakin efektif.

"Mulai efektif 2017, saat ini sedang dilakukan sejumlah penyiapan dan desain modul," kata Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Haris Gunawan seusai acara Joint Symposium Restorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran Gambut, Senin (30/5).

Kalangan kampus telah bersedia mengitimkan sumber daya dalam membantu pendampingan masyarakat setempat mengelola gambut. Namun jumlah pastinya sedsng melalui tahap inventarisasi. Arah KKN yakni bukan kepada aksi restorasi tapi menuju KKN Desa Gambut Sejahtera. Karena agenda restorasi harus diiringi dengan pemberian dukungan ekonomi pada masyarakat.

Catatan BRG, terdapat 700 desa di tujuh provinsi yang paling rawan dan akan menjadi prioritas di KKN Tematik Gambut. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan dilakukan penurunan mahasiswa di daerah non prioritas. "Mislanya Kalimantan Timur, itu kan dia tidak masuk Perpres tapi universitas di Kaltim bisa kita libatkan," ujarnya.  

Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ainun Na'im mengatakan, keikutsertaan universitas dalam restorasi gambut sangat penting sesuai nawacita. "Kampus juga berkontribusi menurunkan risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati bercerita, kampus yang ia pimpin telah melaksanakan praktik KKN sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. "Kampus menyebarkan guru-guru ke seluruh tanah air," katanya.

Sebagian mahasiswa, lanjut dia, sudah dikirim ke Jambi saat terjadi kebakaran hutan. "Tahun ini akan kirim lagi, berkolaborasi dengan universitas lokal," ujarnya. Ia menyambut baik kolaborasi tersebut yang ingin dikuatkan oleh BRG. Dalam pelaksanaannya, kesiapan modul dan sistem yang terencana sangat penting agar praktik pendampingan masyarakat terdampak restorasi oleh mahasiswa efektif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement