Senin 30 May 2016 16:48 WIB

Perbaikan Rumah Korban Banjir Bandang Subang Dianggarkan Rp 1 Miliar

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, saat menyambangi posko penanggulangan bencana banjir bandang di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Kamis (26/5). (Republika/Ita Nina Winarsih)
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, saat menyambangi posko penanggulangan bencana banjir bandang di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Kamis (26/5). (Republika/Ita Nina Winarsih)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pemkab Subang mengalokasikan anggaran Rp 1 miliar untuk pembangunan rumah baru bagi warga korban banjir bandang di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak. Dengan adanya alokasi itu, maka warga yang jadi korban bencana punya harapan baru. Mengingat, dalam waktu dekat rumah mereka akan segera dibangun kembali.

Wakil Bupati Subang, Imas Aryumningsih mengatakan anggarannya sudah ada. Tinggal dimanfaatkan. Akan tetapi, sebelum membangun rumah baru, pihaknya masih menunggu hasil kajian yang dilakukan tim geologi bentukan Pemprov Jabar dulu.

Alokasi tersebut, bersumber dari dana tak terduga APBD 2016 yang totalnya sebesar Rp 7 miliar. Untuk pembangunan rumah baru ini, diambi Rp 1 miliar. Jadi, sisanya tinggal Rp 6 miliar.

Imas menyebutkan, sedikitnya ada empat rumah milik warga Kampung Cihideung Girang dan Sukamukti yang rata dengan tanah akibat terjangan longsor dan banjir bandang tersebut. Selain itu, 32 rumah lainnya mengalami rusak berat dan ringan.

Hanya saja, lanjutnya, pembangunan rumah baru dan perbaikan rumah rusak berat tersebut milik warga terdampak bencana tersebut masih terkendala soal lokasi. Sebab, warga korban banjir itu akan direlokasi.

"Tapi, sampai sekarang rekomendasi tim geologinya belum keluar," ujar Imas.

Kondisi terkini di lokasi banjir bandang, para pengungsi yang rumahnya selamat dari terjangan banjir bandang dan selama masa tanggap darurat bencana mengungsi di aula Balai Desa Sukakerti, sebagian sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka, langsung menempati rumahnya setelah ratusan relawan gabungan sepanjang Sabtu dan Ahad (28-29/5) melakukan aksi gotong royong membersihkan material lumpur.

Bahkan, aliran listrik PLN juga sudah menyala sejak Sabtu malam (28/5). Sehingga, para korban banjir bandang ini, bisa langsung menikmati suasana rumah yang sudah bersih dan terang seperti sebelum bencana maut itu terjadi.

Sanusi (36 tahun), warga setempat, mengaku, sangat bersyukur bisa selamat dari terjangan banjir bandang itu. Dari peristiwa maut ini, ada hikmah yang bisa diambil. Salah satunya, menumbuhkan lagi rasa kekeluargaan dan gotong royong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement