Ahad 29 May 2016 21:36 WIB

50 Ribu Hektare Tanaman Sawit di Pasaman Gunakan Bibit Palsu

Petani Sawit.
Foto: IPOP
Petani Sawit.

REPUBLIKA.CO.ID,PASAMAN -- Sekitar 50 ribu hektare tanaman kelapa sawit masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan memakai bibit palsu atau bibit tidak berkualitas.

"Persoalan ini sudah kami data dan memang diduga lebih dari 50 ribu hektare bibit kelapa sawit masyarakat palsu," kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran di Simpang Empat, Minggu.

Ia menambahkan akibat penggunaan bibit palsu tersebut maka penghasilan petani jauh berkurang. Bahkan petani banyak yang sadar tertipu ketika sawit yang ditanam buahnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurutnya, produksi kelapa sawit menggunakan bibit baik menghasilkan 2.000 kilogram setiap satu hektare perbulan atau sebanyak dua ton perhektare setiap bulannya.

Jika menggunakan bibit palsu maka hanya menghasilkan 800 kilogram per hektare setiap bulannya. Akibatnya terjadi kehilangan produksi sebanyak 1.200 kilogram perhektare setiap bulannya.

"Terjadi kehilangan sebesar Rp720 miliar jika diambil rata-rata harga kelapa sawit Rp1.000 perkilogram. Ini sangat merugikan petani dan pihak keamanan perlu menindak tegas penjual bibit palsu," jelasnya.

Ia mengharapkan kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas penjual bibit palsu ini, sebab sangat merugikan petani kelapa sawit yang ada.

"Pasaman Barat memiliki seluas 101.853 hektare lahan kelapa sawit milik masyarakat. Jika benyak menggunakan bibit palsu maka sangat merugikan petani," katanya.

Ia menyarankan kepada petani kelapa sawit agar jangan membeli bibit kelapa sawit sembarangan dengan harga yang murah.

"Jangan asal beli dan murah. Nanti petani juga yang rugi dan menyesal.Kalau perlu berkonsultasi dengan penyuluh atau dinas terkait sebelum membeli bibit kelapa sawit," tambahnya.

Sebelumnya Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman saat penen raya jagung di Pasaman Barat, Jumat (27/5) menegaskan agar pihak kepolisian dan Danrem mengusut dan menangkap pelaku penjual bibit palsu.

"Usut dan tangkap saja karena sangat merugikan petani. Kepada petani juga diharapkan hati-hati membeli bibit karena akan menentukan produktifitas saat panen," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement