Ahad 29 May 2016 16:00 WIB

Globalisasi dan Perang Proksi Ancaman Nasionalisme

Hormat bendera Merah Putih pada sebuah upacara
Foto: Antara
Hormat bendera Merah Putih pada sebuah upacara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Globalisasi dan perang proksi (proxy war) dapat mengancam nasionalisme dan kebangsaan masyarakat Indonesia.  

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPD) Provinsi DKI Jakarta, Tedy Suratmadji,  mengatakan arus globalisasi dapat menyebabkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan  bangsa terabaikan, tergeser oleh nilai-nilai dari luar yang dipandang sebagai nilai universal.

Tedy menilai, nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, liberalisme yang tengah berlaku di tengah-tengah masyarakat saat ini, tanpa dilandasi oleh adat budaya bangsa serta kearifan lokal.

“Kondisi tersebut menggambarkan melunturnya semangat nasionalisme,” katanya dalam Sarasehan  Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara di Jakarta, Ahad (29/5).  

Akibatnya banyak warganegara merasa tidak terikat dengan aturan kehidupan bermasyarakat, negara bangsanya. Tidak merasa memiliki, tidak mempunyai rasa tanggung jawab serta tidak merasa bangga sebagai warga bangsa Indonesia.

“Untuk itu perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh dan serius gerakan untuk memperkokoh wawasan kebangsaan,” ujar Tedy. Dalam konteks inilah LDII Provinsi DKI Jakarta mengambil peran dan berkontribusi dengan menggelar sarasehan ini.   

Ketua Umum Dewan  Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Akhmad Kuncoro, mengatakan ada permasalahan mendasar bagi bangsa Indonesia yang perlu diperhatikan bersama.

Persoalan tersebut yaitu kelangkaan pangan, kelangkaan energi, kerusakan lingkungan hidup, narkoba pornografi dan kriminalitas.

Bangsa Indonesia harus menyadari dan lebih perhatian, ancaman dari dalam dan dari luar agar bisa diatasi bersama-sama. “Ini empat hal yang sedang menghantui bangsa kita, tuturnya.  

Akhmad mengatakan, dalam konteks Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dengan 17 ribu pulau, populasi penduduk mencapai 240 juta melebih setengah penduduk Eropa,  ketahanan nasional sangat penting agar memiliki militansi dan ketangguhan menuju ketahanan.    

Kodam Jaya, Kolonel ARM Budi Suharto, yang mewakili Pangdam Jaya mengapresiasi sarasehan yang mengambil tema “Meningkatkan Kesadaran Bela Negara dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI“ ini. "Saya sangat bangga dengan LDII, sarasehan hari ini mengangkat tema NKRI harga mati," katanya.  

Sebanyak 150 peserta dari unsur kepengurusan LDII tingkat DPD se-Jakarta, Kepulauan Seribu dan utusan beberapa masyarakat umum dan ormas Islam lainnya hadir dalam kegiatan ini.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement