Jumat 27 May 2016 20:53 WIB

Akses Masyarakat ke Perbankan di NTB Rendah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Hafil
Perbankan Syariah (Illustrasi)
Foto: ISLAMIC FINANCE SPOT
Perbankan Syariah (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MATARAM -- Bank Indonesia (BI) perwakilan NTB mengungkapkan akses masyarakat mengakses perbankan relatif masih rendah. Berdasarkan rata-rata kepemilikan rekening di lembaga keuangan formal hanya sekitar 36 persen. Termasuk untuk level nasional yang masih kalah jauh dari Vietnam. 

“Angkanya mencapai 36 persen, kondisi itu terjadi bagi masyarakat NTB. Sementara Indonesia masih endah dibandingkaan Vietnam,” ujar Kepala BI perwakilan NTB, Prijono kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (27/5).

Dirinya mencontohkan akses masyarakat kepada perbankan di Kenya mencapai 75 persen dan Thailand sebesar 78 persen. Sementara di Indonesia, dari 100 orang dewasa hanya 36 orang yang mempunyai akses ke bank formal. 

Menurutnya, masyarakat yang mengakses perbankan rendah dikarenakan dipicu dua hal yaitu penawaran (supply) dan permintaan (demand). Dari sisi penawaran, sektor perbankan butuh biaya besar untuk mendirikan kantor cabang diseluruh Indonesia. Selain itu, sarana infrstruktur yang ada belum cukup optimal mendukung kinerja perbankan. 

Ia menuturkan, dari permintaan masyarakat dipicu oleh ketiadaan uang, biaya produk relatif mahal dan jarak tempat tinggal yang jauh menuju perbankan. Pihaknya terus mendorong perbankan dan masyarakat untuk terus meningkatkan akses perbankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement