Kamis 26 May 2016 08:52 WIB

Tak Bangga Menembak Teroris, Polisi Sebarkan Maklumat pada Santoso

Rep: c30/ Red: Esthi Maharani
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat Kepolisian Sulawesi Tengah menyebarkan maklumat supaya kelompok teroris Santoso menyerahkan diri. Aparat yang tergabung dalam operasi Tinombola menjanjikan akan memperlakukan kelompok tersebut dengan baik apabila menyerahkan diri dan tentu saja akan menjadi pertimbangan hakim di Pengadilan.

"Maklumat untuk kelompok teroris Santoso telah disampaikan, kalau mereka menyerahan diri kami siap," ujar Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).

Namun menurut Rudy apabila kelompok Santoso tetap tidak mau menyerahkan diri maka upaya hukum penangkapan akan dilakukan sesuai standar prosedur operasi (SOP) yang berlaku. Petugas tidak akan segan untuk menembak dan akan terus berupaya menangkap kelompok teroris tersebut yang saat ini berada di Pegunungan Uwe Mayea, Pantangalemba, Poso, Sulawesi Utara.

"Saya hanya berpesan kepada masyarakat Indonesia bahwa saya sebagai penanggungjawab operasi Tinombola tidak bangga menembak teroris," tutur Rudy.

Oleh karena itu dia berharap supaya kelompok Santoso dapat mendengar adanya maklumat tersebut. Penyerahan diri ini kata dia lebih baik dari pada nantinya dilakukan upaya pendekatan paksa ataupun tindakan tegas dari aparat kemanan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan meski maklumat telah disebar di lapangan namun operasi Tinombola tetap berjalan.

"Bukan berarti maklumat itu di rilis kemudian kegiatan operasi berhenti ya," ujar Boy.

Dikeluarkannya maklumat ini kata dia sebagai cara untuk melakukan pendekatan persuasif dengan kelompok teroris tersebut. Apabila kelompok tersebut berkenaan untuk menyerahkan diri tentu saja pertugas juga akan memberikan perlakuan yang lebih baik.

"Namun apabila yang bersangkutan  tetap melakukan perlawan tentu resiko yang harus dihadapi yang bersangkutan,  karena upaya penegakan hukum akan terus berjalan," jelas Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement