Kamis 26 May 2016 06:42 WIB

Pakar: Teroris Incar Tokoh Syiah Indonesia

Pelatihan penanggulangan terorisme
Foto: Pandega/Republika
Pelatihan penanggulangan terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Solahudin mengatakan bahwa para teroris saat ini menargetkan serangan terhadap tokoh-tokoh Syiah Indonesia.

"Dari penangkapan teroris Bekasi, Arif Hidayatullah dan kelompoknya di Bekasi pada Desember 2015, terungkap adanya rencana aksi serangan terhadap tokoh Syiah," kata Solahudin, dalam acara bertajuk Penguatan Perspektif Korban Dalam Peliputan Isu Terorisme Bagi Insan Media, di Jakarta, Rabu (25/5).

Selain itu, kata dia, dalam penangkapan kelompok Abu Jundi (teroris Sukoharjo) juga terungkap bahwa kelompok tersebut berencana melakukan serangan terhadap orang Syiah di Riau. "Kenapa mereka ingin menyerang orang-orang Syiah? Ini rembetan konflik di Suriah. Mereka (teroris) ingin balas dendam terhadap orang-orang Syiah," katanya.

Sejak 2002 hingga kini, kata Solahudin, target serangan teroris berubah-ubah dalam setelah kurun waktu tertentu. Menurutnya, pada 2002 hingga 2009, target serangan teroris diarahkan kepada musuh bersama yang letaknya jauh yakni Amerika Serikat dan para sekutunya.

"Hal itu terlihat dalam serangan Bom Bali I dan II, Bom Marriot," katanya.

Pada 2010 hingga 2015 target berubah dengan menargetkan musuh yang dekat yakni polisi. "Mereka marah ke polisi (Densus 88) karena sudah menangkap dan menembak teman-temannya," katanya.

Pada 2016, target penyerangan teroris kembali berubah. Mereka menyasar sasaran dengan kombinasi kedua target di atas. Hal ini tercermin dari peristiwa Bom Thamrin. "Mereka menargetkan bukan hanya polisi, tapi juga menyasar Starbucks dan orang-orang asing. Starbucks ini simbol kepentingan Barat," katanya.

Solahudin berpendapat penargetan serangan terhadap warga negara atau simbol negara Barat ini menyusul diterbitkannya fatwa ISIS. "Ada fatwa ISIS untuk melakukan penyerangan terhadap warga negara atau kepentingan negara-negara yang bergabung dengan koalisi anti ISIS di Suriah dan Irak," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement