Selasa 24 May 2016 19:41 WIB

Relokasi Pengungsi Sinabung Tahap 2 Ditargetkan Rampung Desember

Rep: Issha Harruma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Awan panas meluncur dari puncak Gunung Sinabung ketika terjadi guguran kubah lava terlihat dari Desa Tiga Pancur, Karo, Sumatera Utara, Minggu (10/1).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Awan panas meluncur dari puncak Gunung Sinabung ketika terjadi guguran kubah lava terlihat dari Desa Tiga Pancur, Karo, Sumatera Utara, Minggu (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Relokasi tahap dua bagi 1.683 kepala keluarga dari empat desa yang terdampak erupsi gunung Sinabung ditargetkan rampung bulan Desember tahun ini. Ada empat desa yang warganya akan direlokasi pada tahap kedua, yakni Guru Kinayan, Berastepu, Kuta Tonggal, dan Gamber.

"Relokasi tahap dua sedang proses karena itu tidak hanya menentukan tempat, tapi bicara keseluruhan secara komprehensif. Targetnya bulan 12 nanti," kata Bupati Karo Terkelin Brahmana, Selasa (24/5).

Terkelin mengatakan, dana sebesar Rp 110 juta per kepala keluarga untuk relokasi mandiri tahap kedua telah masuk ke APBD Karo tahun ini. Dana tersebut, lanjutnya, akan disalurkan ketika warga, secara berkelompok, telah mendapatkan lahan untuk tempat relokasi mereka. "Nanti mereka mengajukan lahan, ada pendampingnya dari pemerintah, baru diserahkan (dana relokasi)," ujarnya.

Kelompok ini pun, kata Terkelin, nantinya akan menyesuaikan dengan dinamika di lapangan. Satu kelompok, lanjutnya, terdiri dari beberapa kepala keluarga yang akan mencari lahan untuk tempat relokasi mereka sendiri.

"Relokasi mandiri ini diserahkan pada masyarakat, pemerintah hanya mengawasi. Mereka yang tentukan lahan dan pemerintah fasilitasi infrastrukturnya. Makanya dibuat berkelompok supaya pemerintah bisa masuk. Kalau sendiri-sendiri, susah masuknya," kata Terkelin menjelaskan.

Menurut Terkelin, saat ini, kendala yang dihadapi pemerintah dalam proses relokasi tahap dua adalah sosialisasi. Ia pun berharap, masyarakat dapat satu pikiran dengan pemerintah dan mencari lahan untuk mereka sendiri secepat mungkin.

"Mungkin ada warga dari empat desa itu yang punya lahan di luar, dibuatnya di sana ramai-ramai berkelompok. Itu lebih cepat, lebih bagus," ujar dia.

Terkait pendidikan untuk anak-anak pengungsi di tempat relokasi nantinya, Terkelin mengatakan, pihaknya bersama sejumlah pihak terkait lain masih menggodok hal tersebut. Pemerintah, lanjutnya, tentu akan memfasilitasi apa pun yang berhubungan dengan relokasi masyarakat, termasuk pendidikan.

"Bila merasa terlalu jauh seperti di Siosar itu (lokasi relokasi tahap pertama--Red), nanti akan difasilitasi,  apakah akan diantar-jemput atau dibangun sekolah di sana," kata Terkelin.

Sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga menyebut relokasi tahap dua diperkirakan akan rampung pada bulan Desember. Jika relokasi ini telah dilakukan, maka pemerintah akan menyusun proses relokasi untuk tahap selanjutnya.

"Desember selesai, Januari 2017 bisa ditempati. Tahap dua selesai, tahap tiga bisa dilakukan. Januari 2017 sudah bisa persiapan untuk yang ketiga," ujar Khofifah saat mengunjungi portal menuju Desa Gamber, lokasi yang terkena luncuran awan panas beberapa waktu lalu, Senin (23/5) sore.

Menurut Khofifah, ada beberapa kendala yang mengharuskan relokasi tahap dua ini dilakukan secara mandiri dan bukan sepenuhnya dilakukan pemerintah seperti pada tahap pertama.

"Anda bisa bayangkan mencari tempat yang sangat besar untuk relokasi tentu tidak mudah.‎ Kendalanya, selain lahan, ada bujet juga yang harus disiapkan. Jadi, yang kedua ini mandiri. Mereka cari lahan untuk bisa mendirikan hunian tetap. Begitu juga yang ketiga nanti," jelas dia.

Mereka direlokasi ke hutan lindung Siosar, Kecamatan Merek, Karo, yang dibuka. Pada relokasi tahap pertama ini, ada 370 unit rumah yang disediakan untuk warga tiga desa tersebut dan sudah bisa dihuni sejak akhir tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement