REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengaku serius meningkatkan kualitas pilotnya dengan program training pilot yang bekerja sama dengan AirBus Training. Menurutnya, aksi mogok pilot pada Selasa (10/5) karena ada sejumlah pilot yang merasa sakit hati dan dituding menjadi motor penggerak mogok atas keseriusan Lion Air melaksanakan program tersebut.
"Ada beberapa rekan pilot yang sakit hati, kami sanksi itu motor penggerak demo karena menyangkut keselamatan penerbangan," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (24/5).
Direktur Operasi Lion Air Daniel Putut mengaku terdapat pelanggaran yang dilakukan para pilot yang mogok dengan tidak memberitahukannya terlebih dahulu aksinya kepada perusahaan. "Tanpa ada informasi dari pilot, ada pilot yang tidak menjalankan intruksi, 40 pilot dari 2.500 pilot Lion. Tapi ini sangat berdampak pada operasional," kata Daniel.
Ia membeberkan, para pilot yang melakukan mogok tersebut merasa perusahaan belum membayarkan biaya transportasi. Ia tidak menampik perusahaan memang selalu memberikan biaya transportasi ke pilot berupa dana di muka. Namun, yang terjadi ketika adanya keterlambatan top up.
"Fakta yang kami hadapi tidak ada pemberitahuan, kami tidak ketahui tiba-tiba di hari H (mogok). Tindakan ini dianggap malpraktik. Sehari sebelumnya mereka masih operasi," ungkapnya.
Saat kejadian, perusahaan sudah memberi intruksi untuk segera memberikan top up jika ada pilot yang belum dapatkan biaya transportasi tersebut. Alasan para pilot, ia nilai terlalu didramatisir dan dibuat-buat. Atas kejadian ini, perusahaan juga langsung mengerahkan pilot pengganti dan mengintegrasikan untuk melakukan penanganan delay sesuai peraturan yang berlaku.
"Saat itu juga saya laporkan ke Menhub, dirjen udara, AP I, dan AP II pagi itu l. Akibat yang terjadi dikeluarkan surat Kemenhub berupa sanksi teguran, isinya kita enggak diizinkan menambah rute dan frekuensi selama enam bulan," ujarnya.
Atas insiden mogok pilot, Daniel mengaku perusahaan mendapat kerugian. Karena hal itu, Lion Air memberikan sanksi kepada 18 pilotnya berupa pembinaan.
"Sebagian pilot yang terlibat sudah aktif kembali dan sebagian lain masih dalam proses pembinaan," katanya menambahkan.