Senin 23 May 2016 20:27 WIB

Pornografi Picu Anak Jadi Pelaku Kekerasan Seksual

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Karta Raharja Ucu
Anak dan Pornografi (ilustrasi)
Foto: Antara
Anak dan Pornografi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog anak, Endang Widyorini menyebut, tontonan pornografi merupakan salah satu penyebab anak-anak menjadi pelaku kekerasan dan kejahatan seksual.

"Bicara masalah kekerasan seksual, lebih banyak disebabkan oleh adanya pornografi yang sangat mudah diakses oleh anak-anak, baik dari komputer maupun melalui telepon genggam," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/5).

Ia menjelaskan, pornografi dapat menimbulkan kecanduan pada anak untuk terus menonton. Ia berpendapat, kecanduan pornografi tidak hanya memengaruhi fungsi sistem syaraf otak, tetapi juga merangsang tubuh, fisik, dan emosi yang kemudian diikuti perilaku seksual.

Endang mengungkapkan, pornografi dapat memperburuk kemampuan berpikir dan bersosialisasi pada anak. Kecanduan pornografi, ia melanjutkan, mengakibatkan penyusutan sel otak yang memproduksi dopamine, zat kimia pemicu rasa senang. Kata dia, zat tersebut mengacaukan kinerja neurotransmitter, pengirim pesan.

"Ini menyebabkan Lobus Prefrontal (yang berfungsi melakukan pengaturan perilaku)," jelasnya.

Endang berujar, banyak hal yang dapat dilakuakn orang tua sebagai benteng utama bagi anak agar tidak menjadi pelaku kejakatan dan kekerasan seksual. Pertama, ia menuturkan, memberikan aktivitas yang menyenangkan, sesuai dengan bakat dan minat anak.

Ia mencontohkan, orang tua dapat mendorong anak untuk berprestasi di bidang seni, olah raga, atau aktivitas lain. Ia meyakini, kegiatan tersebut mengurangi kegiatan sanga anak dengan dunia maya (pornografi).

Kedua, ia melanjutkan, orang tua harus menempatkan komputer atau laptop di ruang keluarga. Sehingga, kontrol orang tua bisa dilakukan dengan baik. Ketiga, ia menyarankan orang tua agar melakukan atau membuat kegiatan bersama dengan seluruh anggota.

"Keempat, lakukan komunikasi yang efektif orang tua dan anak," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement