REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Ratusan massa dan pedagang Pasar Pelita Kota Sukabumi mendemo kembali Balai Kota Sukabumi Senin (23/5). Mereka meminta pertanggungjawaban Pemkot Sukabumi terhadap mangkraknya pembangunan Pasar Pelita.
Kali ini massa yang berdemo berasal dari Koalisi Masyarakat Pengawal Konstitusi (Kompak) dan perwakilan pedagang Pasar Pelita. Massa datang ke Balai Kota sekitar pukul 09.30 WIB dengan menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat.‘’ Kami meminta pemkot bertanggungjawab atas gagalnya pembangunan Pasar Pelita,’’ ujar Koordinator Aksi Kompak Idod Juhandi dalam orasinya di depan Balai Kota.
Menurut dia, proses pembangunan pasar tersebut telah merugikan para pedagang. Idod menjelaskan, para pedagang telah menyerahkan sejumlah uang kepada pengembang. Sementara di sisi lain setelah setahun lebih berjalan, proses pembangunan fisik pasar belum juga dilakukan.Oleh karena itu massa meminta uang para pedagang yang telah diserahkan tersebut segera dikembalikan.
Targetnya, proses pengembalian uang itu dilakukan sebelum bulan puasa mendatang. Jika tidak dilakukan maka massa dan pedagang akan melakukan aksi lebih besar dan menempuh proses hukum. Idod mengatakan, para pedagang juga mengalami kerugian karena harus berlama-lama di lokasi pasar penampungan sementara.
Saat ini omzet penjualan para pedagang menurun drastis sejak dipindahkan ke lokasi pasar sementara yang disediakan pemerintah dan pengembang.Salah seorang pedagang Pasar Pelita Dadang Sobarna (44 tahun) mengatakan, mangkraknya pembangunan Pasar Pelita menyebabkan para pedagang semakin merugi.
"Awalnya ada informasi ketika membayar booking fee, maka pasar segera dibangun,’’ terang dia.Namun kata Dadang, hingga kini pasar tersebut belum juga dibangun. Ia mengaku sudah membayar booking fee sebesar Rp 2 juta. Sementara kata dia pedagang lainnya ada yang sudah menyetor Rp 70 juta hingga ratusan juta rupiah.
Dadang berharap, uang yang telah dibayarkan tersebut segera dikembalikan. Selain itu pedagang meminta kejelasan pembangunan pasar. Saat ini para pedagang di tempatkan di lokasi pasar sementara yang kurang strategis. Di mana, omzet penjualan berkurang drastis sekitar 50 persen bila dibandingkan dengan lokasi pasar sebelumnya.