Ahad 22 May 2016 15:24 WIB

Gula Mahal, Pedagang Kecil Mengeluh Meriang

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nur Aini
Pedagang menimbang gula pasir (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menimbang gula pasir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Menjelang bulan puasa, harga gula di pasar tradisional mulai merangkak naik. Kenaikan harga gula ini dikeluhkan sejumlah pedagang kecil.

Dodi Aming (26 tahun), pedagang es cincau asal Sukarata, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta, mengatakan, saat ini harga gula merah mencapai Rp 17 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 14-15 ribu per kilogram. Jadi, ada kenaikan sebesar Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram.

"Bagi pedagang es cincau, gula merah ini sangat penting. Kalau harganya mahal, membuat kami meriang" ujarnya, kepada Republika.co.id, Ahad (22/5).

Apalagi, es cincau produknya ini menggunakan gula merah murni, tidak dicampur dengan pemanis buatan. Dengan kenaikan harga ini, membuat Dodi kebingungan. Sebab, dia tak berani menaikan harga es cincaunya tersebut.

Saat ini, es cincau yang dijual Dodi harganya hanya Rp 2.000 per gelas. Dengan harga itu, masih saja banyak pelanggan yang nawar. Salah satunya, minta gulanya diperbanyak.

"Harga es cincau mau dinaikan, takut dikomplen pelanggan. Tidak naik, harga gulanya tak bersahabat," ujar Dodi.

Selain gula merah, ternyata gula pasir juga mengalami kenaikan. Saat ini, harga gula pasir curah mencapai Rp 14 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 12 ribu per kilogram.

"Harganya naik Rp 2.000 per kilogram," ujar Asep Sudrajat, pedagang kelontong asal Kelurahan Nagri Kaler.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement