REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Tujuh orang tewas dan dua kritis akibat guguran awan panas Gunung Sinabung yang menggulung desa Gamber, Simpang Empat, Karo, Sabtu (21/5) sore. Mereka diterjang awan panas saat sedang berkebun di ladang di desa yang masuk dalam zona merah.
Selama ini, meski dilarang, sejumlah warga memang tetap nekat melakukan aktivitas bahkan sesekali tinggal di desa itu. Untuk menghindari kejadian serupa, Dandim 02/05 Karo Letkol Inf Agustatius Sitepu mengatakan pihaknya akan memperketat penjagaan di pintu masuk menuju Desa Gamber.
Ia pun mengimbau warga untuk mematuhi larangan yang telah dibuat pemerintah demi keamanan dan keselamatan mereka sendiri.
"Tolong, jaga diri masing-masing, jangan tambah korban lagi. Kalau butuh informasi, Dandim bersedia memberikan informasi terkini gunung Sinabung," kata Agustatius saat mengunjungi Desa Gamber, Ahad (22/5).
Selain itu, Agustatius menegaskan prajurit Kodim 02/05 Karo tidak akan permisif dan membiarkan masyarakat beraktivitas di desa-desa yang telah ditetapkan sebagai zona merah. Hari ini pun, Agustatius memimpin prajuritnya untuk menyisir dan mengevakuasi masyarakat yang masih tinggal di Desa Gamber.
"Kami imbau warga untuk meninggalkan tempat itu. Personel sudah menjaga lokasi yang sudah diportal agar warga tidak masuk ke dalam. Selain itu, personel juga ada yang di posko untuk menerima pengaduan orang hilang terkait kejadian ini," jelas Agustatius.
Gunung Sinabung memuntahkan awan panas pada Sabtu (21/5) sore. Akibatnya, tiga warga yang sedang berkebun di desa Gamber, Simpang Empat, Karo meninggal dunia.
Ketiganya, yakni Karman Milala (60), Irwansyah Sembiring (17) dan Nantin Boru Sitepu (50). Tim SAR pun kembali menemukan dua jenazah pada malam harinya, yaitu Leo Perangin-angin (25) dan Ngulik Ginting (45).
Selain korban tewas, empat warga juga mengalami luka bakar di atas 60 persen dan sempat mendapatkan perawatan di RS Efaria Etaham, Karo sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Adam Malik, Medan. Dua dari empat korban luka bakar ini akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah mendapatkan perawatan intensif.
"Yang meninggal terakhir Ersada Ginting, 55 tahun dan Ibrahim Sembiring, 57 tahun. Keduanya meninggal di Rumah Sakit Adam Malik, Medan," kata Agustatius.
Saat ini, seluruh jenazah telah berada di RSU Kabanjahe, Karo untuk kemudian diserahkan ke pihak keluarga. Sedangkan, dua korban kritis masih menjalani perawatan intensif di RSUP Adam Malik Medan. Dua korban tersebut, yakni Cahaya Sembiring (57) dan Cahaya Boru Tarigan (45).