REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE, ACEH -- Wali Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Suaidi Yahya meminta petani agar lebih kreatif dalam mengembangkan komoditi pertanian, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan masa tanam yang tepat.
"Saya rasa melihat peluang pasar sangat penting dipikirkan, karena berdampak kepada daya serap pasar," katanya di Lhokseumawe, Sabtu (21/5).
Dikatakan, jika komoditi pertanian yang dikembangkan secara umum, akan tetapi daya serap pasar terbatas akan berdampak pada melemahnya nilai jual.
"Jika semua petani menanam cabai merah, akhirnya dipasar terjadi booming cabai merah. Akibatnya, harga jual menjadi rendah dan tentu saja petani akan sangat minim memperoleh keuntungan dari hasil jerih payahnya," ujar Suaidi Yahya.
Oleh karena itu, petani dituntut untuk lebih jeli dalam melihat peluang pasar, karena akan berdampak pada nilai ekonomis komoditi yang dikembangkan atau dibudidayakan, yaitu dengan memperhatikan waktu-waktu tertentu yang daya serap pasarnya tinggi, untuk mengembangkan jenis komoditi tertentu.
Begitu juga dengan produktivitas pertanian lainnya, yang memiliki prospek pasar yang luas dan tetap dibutuhkan oleh pasar, baik dari jenis tanaman palawija maupun dari tanaman keras.
"Sinergitas antara tingkat kebutuhan dan pasar penting untuk selalu tetap diperhatikan oleh petani, karena berdampak langsung pada nilai dan sisi ekonomisnya," terang Suaidi Yahya.
Lebih lanjut Wali Kota menambahkan, pada tahun 2017 pasar komoditi akan beroperasi dan diharapakan akan memberi nilai tambah terhadap usaha produktivitas pertanian, terutama di Kota Lhokseumawe dan juga daerah sekitarnya.
Sedangkan untuk saat ini, daya tampung hasil produk pertanian untuk jenis komoditi sayur-sayuran di Kota Lhokseumawe, ditampung oleh beberapa pasar, seperti Pasar Inpres Lhokseumawe, Pasar Pusong dan Pasar Batuphat, ungkap Wali Kota Lhokseumawe.