Sabtu 21 May 2016 13:02 WIB

Jokowi Tiba di Indonesia dari Lawatan Luar Negeri

Jokowi
Foto: setkab.go.id
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/5) sekitar pukul 11.30 WIB. Kedatangan Jokowi ke Tanah Air mengakhiri rangkaian lawatan luar negeri ke Korea Selatan dan Rusia.

Kedatangan Presiden Jokowi disambut Wakil Presiden Jusuf Kalla di ruang VVIP Bandara Internasional Halim Perdanakusuma. Jokowi beserta rombongan telah melakukan perjalanan selama sekitar 14 jam dari Sochi, Rusia ke Jakarta.

Sejumlah awak media juga telah menanti kedatangan Jokowi yang tiba bersama beberapa pejabat negara yang mendampingi yaitu Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, serta Kepala Staf Presiden Teten Masduki. Sebelumnya pada sekitar pukul 01.20 WIB Presiden beserta rombongan singgah di Bandara Internasional Abu Dhabi, UEA dalam perjalanan pulang dari Bandara Adler, Sochi Rusia.

Presiden telah melakukan lawatan ke luar negeri ke Korsel pada 15-18 Mei 2016 sebagai kunjungan kenegaraan menemui Presiden Park Geun-hye beserta sejumlah pengusaha asal Negeri Ginseng. Dalam perjumpaannya dengan Park, Jokowi meminta Korsel untuk membuka impor lebih besar bagi buah segar asal Indonesia.

Jokowi juga menemui ribuan WNI yang tergabung dalam Diaspora Indonesia di Korsel dan melakukan diskusi bersama mereka mengenai status Kartu Diaspora serta potensi WNI di Korsel. Sementara di Rusia, Jokowi juga bertemu dengan Presiden Vladimir Putin membahas keringanan pajak bagi komoditas minyak sawit dari Indonesia serta kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan serta pertukaran informasi untuk pemberantasan terorisme.

Pada hari terakhirnya di Rusia, Presiden Jokowi bertemu perusahaan migas asal Rusia Rosneft yang berminat membangun kilang di Tuban, Jawa Timur dengan total investasi sebesar 13 miliar dolar AS. Terkait dengan memajukan kesejahteraan rakyat, Presiden Jokowi mengatakan perlunya kemitraan ASEAN-Rusia difokuskan pada pembangunan konektifitas fisik, kerja sama energi untuk menyokong ketahanan energi, serta kerja sama UMKM yang meliputi upaya untuk saling menguatkan daya saing di pasar global.

Disamping itu, Presiden juga menyampaikan perlunya ditingkatkan people-to-people contacts. Beberapa kerja sama yang perlu terus didorong, menurut Presiden, antara lain pendidikan, melalui pemberian beasiswa; pertukaran pemuda/pelajar, antara lain kerja sama ASEAN Center di MGIMO University Moskow dengan berbagai Pusat Studi ASEAN di berbagai universitas di negara anggota ASEAN; dan pariwisata, berupa pelatihan bahasa dan keahlian operator tur wisata yang diperlukan untuk meningkatkan pariwisata.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement