REPUBLIKA.CO.ID, mJAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta adanya penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan antara bus Transjakata dan Kereta Api pagi tadi di perlintasan kereta Gunung Sahari.
"Nah itu jadi kita serahkan ke polisi, mana bener, mana salah. Terus secara logika yang dibilang TJ (Transjakarta) masuk akal juga. Secara ada bunyi terus dia terobos pasti ininya (palang) patah. Karena dia panjang. Karena dia gandeng," katanya kepada wartawan, Kamis (19/5).
Ia mengatakan ada versi pihak Transjakarta menyebut kecelakaan akibat pintu perlintasan kereta tak ditutup. Pihak Transjakarta mengaku sopirnya tak mendengar adanya pintu perlintasan kereta yang hendak ditutup. Ahok enggan menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan.
"Makanya kita nggak tahu. Menurut laporan dari TJ, bahwa mereka ga dengar pintu ga bunyi dan ga tutup. Nah kalau pintu nggak tutup buktinya apa? Kalian nabrak kali? Dia bilang enggak, pintunya enggak tutup," ujarnya.
Di sisi lain, Ahok menilai jika pintu perlintasa kereta sudah tertutup sebelum kecelakaan terjadi maka seharusnya bagian belakang bus tersangkut. Sebab bus yang kali terlibat kecelakaan berukuran panjang.
"Terus kalo dibilang pintu tutup pun, TJ itu panjang. Harusnya ininya (bagian belakang) pasti nyangkut. Misalnya kan sekarang dia bunyi (pintu perlintasan kereta), terus TJ masih mau nerjang, ini kan manjang, masih mau membuat juga, pasti ini akan tetap patah," ucapnya.