Kamis 19 May 2016 10:08 WIB

MUI NTT Dukung Pelucutan Simbol-Simbol PKI

Red: Ilham
Kaos bergambar palu arit, lambang pki
Foto: posmetro
Kaos bergambar palu arit, lambang pki

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Nusa Tenggara Timur mendukung penuh aksi pelucutan simbol-simbol Partai Komunis Indonesia (PKI) oleh aparat Kepolisian dan TNI. Tindakan ini untuk mencegah hidupnya kembali komunis di Indonesia.

"Tindakan aparat keamanan untuk melucuti simbol-simbol PKI itu sudah benar, karena berusaha untuk mencegah hidupnya kembali paham komunis di Indonesia," kata Ketua MUI NTT, Abdul Kadir Makarim di Kupang, Kamis (19/5).

Menurut dia, munculnya simbol-simbol PKI seperti palu arit belakangan ini hanya membuat luka dan dendam kesumat masa lalu bagi korban kekejaman PKI. Sejarah buruk itu mencapai puncaknya pada 30 September 1965.

"Kekejaman PKI jangan hanya dilihat pada peristiwa G30S/PKI dengan tragedi pembunuhan para jenderal TNI-AD itu saja, tetapi harus dilihat secara utuh mulai dari tahun 1948," ujarnya.

Misi utama PKI adalah mengganti ideologi negara Pancasila dengan Komunis. "Ini yang tidak dikehendaki oleh semua anak bangsa yang telah menjadikan Pancasila sabagai dasar negara dan ideologi bangsa," katanya.

Ia mengatakan, munculnya simbol-simbol PKI serta mengalirnya buku-buku berbau komunis belakangan ini sebagai sebuah indikasi akan kebangkitan PKI di bumi Indonesia. Atas dasar itu, tindakan pelucutan dan penyitaan terhadap buku-buku yang berbau komunis oleh aparat keamanan harus didukung, meski masih menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat terkait dengan kebebasan mengeluarkan pendapat dan berekspresi.

Makarim mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh aparat keamanan itu atas perintah UU yang melarang beredarnya paham komunis di Indonesia, meski dinilai kalangan intelektual bertentangan dengan UUD 1945 dan UU No.9 Tahun 1998 yang mengatur tentang kebebasan menyampaikan pendapat.

Sementara itu, Antropolog budaya dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater Gregorius Neunbasu SVD mengimbau semua elemen bangsa untuk mewaspadai munculnya kembali paham-paham komunisme di tengah masyarakat."Untuk hidupnya kembali PKI di bumi pertiwi ini rasanya tidak mungkin, namun penyebaran paham-paham komunisme dan sejenisnya harus diwaspadai, karena hanya akan membuka luka lama terhadap kekejaman PKI pada masa itu," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement