Kamis 19 May 2016 08:39 WIB

Bertemu Putin, Jokowi Dorong Kerja Sama Ekonomi dan Pertahanan

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
Jokowi bertemu Putin
Foto: setkab.go.id
Jokowi bertemu Putin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman Putin di Bucherov Rucey, Sochi, Rusia, Rabu (18/5). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mendorong peningkatan kerja sama antarkedua negara di bidang ekonomi serta pertahanan dan keamanan.

Jokowi mengatakan, kerja sama kedua negara perlu didorong karena telah terjadi penurunan nilai perdagangan bilateral. Pada 2014, nilai perdagangan Indonesia dengan Rusia mencapai 2,64 miliar dolar AS. Sedangkan tahun lalu mencapai 1,98 miliar dolar AS atau turun 25 persen.

Oleh karena itu, Jokowi menyampaikan perlu ada langkah-langkah konkret untuk mendorong peningkatan perdagangan kedua negara. Jokowi menyarankan agar Indonesia dan Rusia bisa menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif, termasuk untuk minyak kelapa sawit, ikan, dan produk pertanian. Selain itu, perlu juga dibuka akses pasar yang lebih besar serta meningkatkan kontak dan perdagangan langsung antar pelaku usaha.

"Di bidang investasi, saya juga mencatat penurunan nilai investasi Rusia di Indonesia," kata Jokowi berdasarkan siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Kamis (19/5) pagi WIB.

Jokowi juga berharap agar Rusia tidak hanya berinvestasi di pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur. Kata Jokowi, investasi Rusia dapat diarahkan ke bidang lain seperti pembangunan alumunium smelter di Kalimantan Barat, energi, dan infrastruktur lainnya.

Pada pertemuan tersebut, Jokowi dan Putin juga membahas mengenai peningkatan kerja sama di bidang maritim. “Saya menyambut baik ketertarikan Rusia untuk kerja sama maritim," ujarnya. Kerjasama tersebut, dapat dilakukan antara lain dengan pengembangan sumber daya dan infrastruktur kelautan dan perikanan, pembangunan dan pelabuhan.

Di bidang pertahanan, Jokowi menekankan agar kerja sama tidak hanya dalam hal pengadaan alutsista, namun juga mencakup alih teknologi, produksi bersama, pendidikan, pelatihan, dan pertukaran perwira siswa.

Kerja sama juga diharapkan dilakukan di bidang pembentukan pusat layanan pemeliharaan dan perbaikan alutsista di Indonesia. Kedua presiden juga sepakat meningkatkan pertukaran data intelijen dalam rangka pemberantasan terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement