Rabu 18 May 2016 20:11 WIB

Bima Arya: Kebun Raya Bogor Surga Dunia, di Luarnya Dunia Lain

Red: Ilham
Sejumlah pengunjung berwisata di belakang Istana Bogor dari Kebun Raya Bogor, Rabu (22/8).
Foto: Antara
Sejumlah pengunjung berwisata di belakang Istana Bogor dari Kebun Raya Bogor, Rabu (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, Kebun Raya adalah surganya dunia yang berada di dalam Istana dengan keindahan alam, hijaunya pohon menyejukkan udara, dan mata yang memandang.

"Banyak tamu yang datang ke Bogor mengatakan Kebun Raya dan Istana Bogor adalah surganya dunia, kebun raksasa yang berada di tengah kota, hijau dan nyaman," kata Bima saat menghadiri acara HUT ke 199 Kebun Raya Bogor-LIPI, Rabu (18/5).

Menurut Bima, sebuah keberkahan bagi Kota Bogor memiliki kebun raya. Tetapi yang menjadi persoalan kondisi di luar kebun raya sudah seperti dunia lain, kesemrawutan arus lalu lintas serta keberadaan pedagang kaki lima mengganggu keindahan dan kenyamanan.

"Kalau di dalam istana dan kebun raya kita seperti berada di surga, begitu keluar kita merasa di dunia lain. Kebun raya hijau karena pohon, di luar pagarnya hijau karena angkot," kata Bima.

Pemerintah Kota Bogor, lanjut Bima, memiliki ikhtiar untuk mengembalikan jati diri (khitoh) Kota Bogor sebagai Kota Hijau (green city) dan Kota Pusaka (heritage). "Dua hal ini yang kita banggakan dari masa ke masa Bogor kota hijau dan kota pusaka," katanya.

Menurut Bima, Bogor salah satu kota hijau pertama yang dikenal sebelum dua abad lalu di belahan dunia timur. Menjadi tugas wali kota untuk mengembalikan jati diri tersebut dan menyatukan Kebun Raya menjadi bagian dari penataan menunju Kota Sejuta Taman.

Tahun lalu, Pemkot Bogor telah merenovasi 10 taman tematik, dan tahun ini akan merenovasi Lapangan Sempur menjadi tempat yang representatif buat masyarakat beraktivitas olahraga maupun berekreasi menghirup udara segar. "Pemkot Bogor mengambil langkah-langkah besar penataan kota salah satunya persoalan kemacetan yang terpusat di pusat kota yakni sekeliling istana dan kebun raya," katanya.

Kebijakan sistem satu arah, lanjutnya sebagai salah satu upaya penyelamatan Kebun Raya Bogor dari dampak emisi yang dihasilkan oleh karbon kendaraan yang berputar-putar di pusat kota. "DLLAJ dan Kepolisian harus berperan, jika tidak surga dunia yang kita miliki tidak akan terlihat oleh mata dunia. Jika PKL menumpuk dan parkir kendaraan yang sembarangan," katanya.

Setelah sistem satu arah, ujarnya, tahun ini juga akan dilanjutkan dengan pembangunan trotoar untuk pedestrian di sekeliling Kebun Raya dan Istana Bogor. Hal ini akan mendorong tingkat kunjungan warga Jabodetabek menikmati udara segar dan suasana pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki.

"Daya tarik Kota Bogor nantinya bergantian untuk jooging dan sepedahan. Karena luas trotoar yang ada akan diperlebar hingga tiga meter," katanya.

Bima mengatakan, Istana dan Kebun Raya Bogor dirancang seperti Rumah Putih (Whith House) di mana Presiden dapat berinteraksi menyapa warga dari Istana. "Saya sudah bicara empat mata dengan Presiden. Semua ini bisa terwujud jika tertata dan terkonsolidasi dengan baik," kata Bima.

Lebih lanjut Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bogor akan melakukan redistribusi fungsi pusat kota menjadi kawasan pusaka. Mengurangi kendaraan yang melintas dengan mendorongnya ke pinggiran kota. "Pusat Kota akan menjadi kota pusaka, di mana aktivitas yang arahkan berjalan kaki dan bersepeda. Kendaraan yang diperbolehkan adalah yang ramah lingkungan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement