REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PKS Muhamad Idrus prihatin terhadap terus meningkatnya kasus kekerasan dan kejahatan seksual yang terjadi, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Ia pun meminta pemerintah serius dalam mencegah dan menekan tingkat kejahatan seksual.
"Tiadanya ruang aman bagi perempuan dan anak perempuan serta nilai-nilai moral yang dipegang masyarakat sudah tidak dianggap, menyebabkan tidak ada lagi patokan-patokan yang menentukan suatu hal boleh dilakukan atau tidak serta patokan baik dan buruk dikalangan masyarakat. Tiap orang saling bersikap dan tidak peduli dengan orang lain," ujarnya.
Bakal Calon Gubernur DKI itu melanjutkan, tingginya angka kekerasan seksual terhadap anak memperlihatkan tidak ada perlindungan hukum yang pasti dan bisa menjamin keselamatan mereka.
Ia pun menyayangkan aparat penegak hukum yang terkesan lambat menangani kasus kekerasan karena terjebak dalam menempatkan pasal kesusilaan semata-mata sebagai persoalan pelanggaran terhadap nilai budaya, norma agama, atau sopan santun yang berkaitan dengan nafsu perkelaminan, bukan sebagai kejahatan terhadap orang.
"Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dewasa, remaja dan anak perempuan hendaknya menjadi perhatian serius pemerintah. Untuk Jakarta, pemerintah DKI harus tampil di depan mencari solusi tepat agar kasus serupa tidak terjadi di Jakarta," tegas bakal calon yang memiliki jargon #JakartaKEREN itu.
Seperti diketahui pada Kamis (12/5) lalu, seorang gadis berusia 12 tahun YL yang menjadi korban kebejatan 4 pemuda mabuk di kuburan Tanah Wakaf Ciborong, Pancoran, Jakarta Selatan.
Selain itu, sebelumnya warga Jabodetabek digemparkan oleh kasus ditemukannya mayat balita berinisial LN (2,5 tahun) yang meninggal di daerah Kampug Pabuaran, Cibungbulang, Kabupaten Bogor akibat diperkosa tetangganya sendiri.
Kasus LN ini mengingatkan kita pada kasus serupa yang terjadi pada 11 Oktober 2013 lalu. Ya, bayi AA (usia 9 bulan) yang meninggal di RS Kramat Jati Jakarta Timur, akibat kekerasan seksual yang berdasarkan hasil penyelidikan dilakukan oleh pamannya sendiri dengan bukti ditemukannya sejumlah luka di kemaluan dan anus korban.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat terjadi 21,6 juta kasus kekerasan terhadap anak disepanjang tahun 2010-2014, dan Jakarta menjadi kota terbanyak kasus kekerasan seksual.