REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Harga daging sapi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penaikan Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram dari Rp 115 ribu menjadi Rp 120 ribu/kg sejak Februari karena rumah pemotong hewan kesulitan mendapatkan sapi.
Pedagang daging sapi Pasar Wates Milah di Kulon Progo, Senin, mengatakan bahwa rumah pemotong hewan kesulitan mendapat sapi yang akan dipotong sehingga mereka menaikkan harga daging sapi.
"Dahulu, harga daging sapi hanya naik saat akan Lebaran, tetapi beberapa tahun terakhir harga daging sapi mengalami penaikan lima hingga enam kali dalam 1 tahun," kata Milah.
Meski harga daging sapi tinggi, dia mengatakan bahwa dirinya mampu menjual daging antara 15 dan 25 kg/hari. Kalau ramai masyarakat hajatan, dirinya mampu menjual daging di atas 25 kg.
"Permintaan daging sapi masih normal antara 15 dan 25 kg/hari. Kemungkinan harga daging sapi akan naik kembali menjelang Ramadan dan Lebaran," katanya.
Selanjutnya, pedagang daging ayam Pasar Wates Sumi mengatakan bahwa harga daging ayam mengalami penurunan Rp 1.000,00/kg dari Rp 28 ribu menjadi Rp 27 ribu/kg karena permintaan turun dan tidak ada masyarakat yang mengadakan hajatan serta ketersediaan ayam potong melimpah.
"Penurunan harga daging ayam terjadi dalam 2 hari terakhir. Harga daging ayam tidak dapat ditebak setiap harinya," kata dia.
Sementara itu, pedagang kebutuhan pokok Pasar Wates Mariyem mengatakan bahwa harga kebutuhan pokok fluktuatif, ada yang turun, ada yang naik. Harga cabai merah turun dari Rp 14 ribu menjadi Rp 12 ribu/kg, cabai rawit merah turun dari Rp 18 ribu menjadi Rp 16 ribu/kg. "Harga cabai turun sejak 4 hari terakhir," katanya.
Selanjutnya, harga bawang putih cincau naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 32 ribu, dan cating dari Rp 30 ribu menjadi Rp35 ribu/kg. Harga bawang merah turun dari Rp 36 ribu menjadi Rp 33 ribu/kg, kemudian bawang merah impor masih stabil pada kisaran Rp 42 ribu. "Harga bawang merah dan putih dalam 10 hari terakhir naik-turun, tidak dapat dipastikan," katanya.