REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisaris tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Granci mengatakan krisis migran saat ini telah menjadi fenomena global. Ia meminta negara-negara di dunia tak berpaling dari isu ini dan membantu untuk 'memikul beban' penyelesaian masalah tersebut.
Grandi mengatakan kepada BBC News, Senin (16/5), bahwa lebih banyak negara harus membantu beberapa negara memikul beban dengan meningkatkan pendanaan dan pemukiman kembali. Menurutnya berpaling dari masalah ini tak akan berhasil.
Menurut Grandi, tahun lalu kurang dari satu persen dari 20 juta pengungsi telah dimukimkan kembali di negara lain. Ia mengatakan, faktanya warga Suriah yang tiba di Asia Timur dan Karibia sebagai pengungsi menunjukkan bagiamana ini telah menjadi fenomena dunia sehingga masyarakat global harus meresponnya.
Grandi mengatakan beban 'merawat' pengungsi selama ini jatuh pada beberapa negara yang telah menjadi tuan rumah ribuan pengungsi. Biasanya mereka merupakan negara-negara yang dekat dengan konflik.
"Ini harus lebih menyebar, lebih dibagi lagi, jika tak seimbang akan menyebabkan reaksi spontan, penutupan, penolakan dan akhirnya kita akan gagal dalam bertanggung jawab untuk membantu pengungsi," katanya.
Grandi mengatakan, pemukiman kembali merupakan arah di mana masyarakat global harus bergerak lebih berani. Menurutnya ada kini ada kesadaran perpindahan global telah mencapai 60njuta orang dengan alasan beragam. Untuk itu perlu upaya yang melibatkan semua pihak.
Dia mengakui solusi akan memerlukan diskusi yang sangat panjang dan sulit. Tapi ia menambahkan, reaksi yang diberikan tak bisa sekadar menutup perbatasan dan mendorong para pengungsi menjauh sebab itu tak akan berhasil.
Sejauh ini jumlah orang yang mencari suaka di Uni Eropa pada 2015 telah mencapai 1.255.600 jiwa. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.