REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat, akan memeriksa kondisi kejiwaan Fitroha (30) karena melempar anak kandung dari atap mal hingga tewas pada Sabtu (14/5).
"Saat menjalani pemeriksaan di Mapolresta Bekasi Kota, kondisi kejiwaan tersangka sepertinya normal saja, komunikasinya bagus. Tapi untuk memastikannya kita perlu libatkan ahli kejiwaan," kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Rajiman di Bekasi, Minggu.
Menurut dia, tes kejiwaan penting dilakukan guna mengetahui latar belakang tersangka tega membuang bayinya Anindita Aprilia (satu bulan) dari lantai lima Bekasi Junction di Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur, hingga tewas akibat terbentur kanopi restoran di lantai dua.
Rajiman belum dapat memastikan apakah tersangka mengidap sindrom "baby blues", "bipolar disorder", skizofrenia, "psikopat" atau yang lainnya.
"Untuk mendeteksi penyakit kejiwaan itu diperlukan ahlinya," katanya.
Menurut dia, sampai saat ini tersangka masih diamankan pihaknya di Mapolresta Bekasi Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Jika yang bersangkutan terbukti secara medis tidak mengalami gangguan jiwa, akan kita jerat dengan Pasal 80 Tahun 2014 tentang kekerasan anak yang mengakibatkan meninggal dunia. Ancamanya 15 tahun penjara," katanya.
Namun, apabila yang bersangkutan positif mengalami ganguan jiwa, kata dia, maka sesuai ketentuan tidak dikenakan sanksi, melainkan perlu direhabilitasi.
"Kalau tersangka dalam keadaan normal, maka tidak akan ada sanksi," katanya.
Sebelumnya, Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat menangkap seorang ibu rumah tangga bernama Fitroha (30) karena melempar tubuh putri kandungnya Anindita Aprilia (1 bulan) dari ketinggian 10 meter hingga tewas.
Sesaat setelah melempar tubuh bayinya pada pukul 09.15 WIB, pelaku pun berniat melompat untuk bunuh diri, tetapi batal karena takut ketinggian.
Polisi sempat melarikan korban ke Rumah Sakit Bhakti Kartini yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian.
Akan tetapi, Anindita akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya saat ditangani tim medis.
Berdasarkan identifikasi awal, kepala korban bengkak diduga remuk di bagian dalamnya akibat benturan kencang dengan benda keras.