Ahad 15 May 2016 13:38 WIB

Tujuh Caketum Ancam Melawan Jika Voting Terbuka

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Joko Sadewo
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan), dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kanan) saat pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), B
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan), dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kanan) saat pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), B

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Tujuh calon ketua umum berencana melawan jika pemilihan calon ketua umum Golkar dilakukan secara terbuka.

Mereka yang menggelar konferensi pers bersama untuk menolak pemilihan dengan voting terbuka adalah Ade Komarudin, Priyo Budi Santoso, Mahyudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsudin, Syahrul Yasin Limpo, dan Indra Bambang Utoyo. Dari delapan calon ketua umum, hanya Setya Novanto yang ikut dalam konferensi pers menolak voting terbuka ini.

Calon ketua umum Golkar Mahyudin menilai, AD/ART partai mengatur sistem pencalonan secara tertutup, baik AD/ART yang dulu maupun di Bali. Namun sekarang, steering committee (SC) memakai peraturan sebelumnya dalam munas Bali.

"Untuk itu, kita menolak cara-cara yang memodifikasi munas dengan pemilihan sistem terbuka itu, yang bisa menimbulkan potensi perpecahan bagi kader,'' kata Mahyudin, dalam konferensi persnya, di Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Ahad (15/5).

Ia menuturkan, perpecahan yang terjadi pada Golkar akibat munas Bali adalah saat penggunaan mekanisme voting terbuka. Karena itu, Mahyudin secara tegas meminta semua peserta Munaslub Partai Golkar bersikap arif dengan melakukan pemilihan secara tertutup.

Sehingga, lanjut dia, para calon bisa bekerja masing-masing untuk memperjuangkan apa yang menjadi aturan partai di dalam aturan resmi. ''Kalau memang ada rekayasa terhadap jalannya munas, ya kita akan mengadakan perlawanan,'' ucap dia.

Mahyudin menambahkan, tujuh caketum akan duduk bersama. Mereka akan membahas langkah-langkahh yang akan diambil jika ada pihak yang ingin memaksakan kehendak atau mengarahkan munaslub tidak sesuai aturan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement