Sabtu 14 May 2016 20:10 WIB

Warga Khawatirkan Longsor di Jalur Bengkulu-Sumsel

Jalur rawan longsor.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Ampelsa
Jalur rawan longsor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Sejumlah warga pengguna jalan lintas yang menghubungkan Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Selatan mengkhawatirkan longsor yang menutupi sebagian jalan lintas di Desa Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Ari, pengguna jalan lintas tersebut mengatakan longsor yang terjadi di Taba Penanjung membahayakan pengendara sebab tanah masih berpotensi bergerak ke arah badan jalan.

"Saat kami melintas tanah masih bergerak, terjadi longsoran kecil dan hujan masih terus mengguyur wilayah itu," katanya di Bengkulu, Sabtu (14/5).

Di lokasi tersebut, kata dia, sejumlah warga mengatur lalu lintas sebab sebagian jalan sudah tertutup tanah.

Setengah badan jalan yang tertutup tanah membuat kendaraan yang melintas hanya satu arah sehingga harus bergantian.

Hujan yang mengguyur wilayah Bengkulu dan sekitarnya sejak Rabu (11/5) membuat tanah di tebing jalan longsor dan setidaknya terdapat lebih dari 10 titik longsor di Taba Penanjung dan wilayah Bukit Barisan yang menghubungkan Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiang itu.

Meski pihak terkait sudah menyediakan alat berat di lokasi, namun pengguna jalan masih khawatir longsor dapat terjadi sewaktu-waktu.

Pengguna jalan lainnya, Haryono mengatakan kondisi jalur Bengkulu Tengah-Kepahiang yang biasa disebut oleh masyarakat sebagai jalan gunung semakin membahayakan pengguna jalan sebab titik longsor semakin banyak. "Kami perhatikan tidak ada pengaturan tata air sehingga jalur ini sangat membahayakan pengguna jalan," katanya.

Longsor, kata dia, tidak hanya berpotensi terjadi di tebing jalan tapi juga badan jalan yang berada di atas tebing berpotensi ambles.

Ia mengharapkan pemerintah segera mengambil tindakan untuk mencegah bencana yang lebih besar, yang berpotensi menutup akses di jalur tersebut, bahkan dapat memakan korban jiwa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement